"Yuk pulang." Ajak Gracia.
Shani pun mengangguk, kali ini mereka pulang ke rumah Gracia. Karena kebetulan besok libur, tinggal latihan di last show saka agari. Dari awal keluar theater, didepan pintu utama fx menunggu Aten dan Ecen sampai.
Di dalam mobil sepanjang perjalanan sampai di kamar Gracia, Shani bergelayut manja di lengan Gracia. Keduanya mandi terlebih dahulu, lalu melaksanakan kegiatan rutin mereka. Lalu Gracia duduk di kasur, disusul Shani yang langsung memeluknya.
"Aku belum ngantuk nih, ngapain ya?" Tanya Gracia.
"Nggak tau kak, aku mau meluk kak Gege gini aja." Jawab Shani.
"Nggak pegel meluk mulu?" Tanya Gracia tengil.
"Kata kak Gege boleh meluk sepuasnya, ya udah aku peluk." Jawab Shani santai.
"Emang belum puas?" Gracia melongo.
"Enggak dan enggak akan pernah." Jawab Shani sambil mengeratkan pelukannya, Shani semakin manja.
Gracia berinisiatif menelpon kedua anak mereka. Obrolan pun diawali dengan omelan keduanya yang ori melihat ortunya mesra terus. Gracia dan Shani hanya terkekeh. Dan obrolan pun diakhiri dengan ucapan selamat tidur. Tak begitu lama tapi cukup untuk melepas rindu.
"Sayang?" Panggil Gracia.
"Iya kak Gege?" Shani menatap Gracia.
"Aku mau telepon Stefi boleh?" Tanya Gracia hati-hati.
"Telepon Stefi? Boleh dong kak Gege." Jawab Shani.
Gracia tersenyum lalu menelfon Stefi.
"Mami akuuuu!! Oh my God, kok nggak bilang sih mau telepon? Aku kucel dan lepek banget ini." Sapaan cempreng Stefi mengawali obrolan.
"Hahaha apaan sih ntep, apa kabar?" Tanya Gracia.
"Baik, cuma biasa tugas numpuk terus, kak Gre apa kabar?" Tanya Stefi balik.
"Baik juga, lusa last show saka agari loh." Jawab Gracia.
"Oh ya? Udah mau ganti setlist?" Kaget Stefi.
"Iya, akhirnya setelah sekian lama. Kami punya setlist baru." Girang Gracia.
"Wah selamat yaaa. Papi apa kabar mi?" Tanya Stefi.
"Nggak tau, tanya sama orangnya aja, mami udah nggak pernah kontekan lagi, dia sering ngechat atau telepon sih, cuman nggak pernah aku respon, karena aku harus jagain perasaan dia." Gracia menunjukkan jari manisnya yang memakai cincin.
"Wih udah punya yang baru toh. Oya itu siapa sih? Kok ada kepala di bahu mami." Stefi terlihat penasaran.
"Ini? Kamu juga tau siapa." Gracia mengarahkan kameranya ke wajah Shani.
"Ci Shani? Ya ampun, Oh my God, GreShan is real." Kaget Stefi.
"Iya dong, real, really really loving each other." Jawab Gracia bangga.
"Wah wah, okey. Oya aku lanjut nugas dulu ya mi." Pamit Stefi.
"Iya, byeee, see you." Ucap Gracia.
"Dadaaah kak tepi." Celetuk Shani.
Saat Stefi hendak berbicara, panggilan langsung diakhiri oleh Gracia, setelah hpnya ia letakkan di nakas. Gracia langsung menghujani pipi Shani dengan kecupan gemasnya.
"Kak Gege geli." Shani berusaha menghindar.
"Biarin, salah sendiri lucu, kan aku gemes." Gracia tidak berhenti menghujani Shani dengan kecupan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNPREDICTABLE [GRESHAN] (END)
RomanceKehidupan tidak bisa di prediksi, begitu juga dengan kisah percintaan GreShan. Selalu ada hal-hal menarik setiap harinya tidak pernah menyangka sebelumnya. Penasaran dengan ceritanya? YA BACA MAKANYA!! FF pertama hasil kolaborasi dengan @dm_indra