GreShan menuju kamar, kemudian sama-sama duduk ditepian ranjang, Gracia teringat mainan-mainan Shani yang pernah ditunjukan Shani pada suatu video.
"Eh ci, coba buka lemari kamu, aku mau liat sesuatu." Ujar Gracia.
Shani membuka lemarinya dan terlihat mainan rumah-rumahan dan karakter beruang kecil di sana.
"Ini kak Ge?" Tanya Shani.
Gracia mengangguk lucu.
"Ini mainan aku waktu masih kecil kak, dulu waktu di Jogja aku main ini." Cerita Shani.
"Uuuuh lucu banget siiiiih." Gemas Gracia.
"Iya lucu banget kak, ini bapaknya, ibu sama anaknya ada di dalem." Ucap Shani.
Shani sangat bersemangat menjelaskan mainan apa saja yang ada di sana. Sementara Gracia dengan senang hati mendengar cerocosan Shani, sebuah kesenangan sendiri bagi Gracia dengan pengalaman langka ini.
"Eh, salah dong?!" Shani terkejut.
"Ini baju bapaknya.... Maaf ya dek." Ucap Shani karena memakaikan baju papa beruang pada anak beruang.
Gracia yg melihat itu langsung tertawa terbahak-bahak, kepolosan Shani ini sudah diluar batas, membuat perutnya keram karena terus terusan tertawa. Sedangkan Shani terlihat malu atas kesalahannya. Namun ia juga senang karena melihat Gracia tertawa selepas itu.
Setelah puas tertawa Gracia menangkup pipi shani dan menguyel- uyel pipi itu dengan gemas. Shani hanya diam, membiarkan pipinya jadi sasaran kegemasan Gracia.
"Mainannya lucuuu. Tapi yang punya lebih lucu." Gemas Gracia.
Sebuah kecupan mendarat di kening Shani.
"Kamu itu kebahagiaan yang sempurna." Ucap gracia dengan tulus.
Semua perlakuan Gracia membuat pipi Shani seperti tomat matang.
"Kak Gege jangan manis-manis dong. Kasian dedek diabetes." Ucap Shani polos.
Gracia kembali tertawa.
"Belajar gombal dari mana tuh?" Tanya Gracia.
"Ci Desy tuh kak, suka ngajarin nggak bener." Shani mengadu pada Gracia.
"Udah tau nggak bener masih di dengerin. Kamu itu aneh juga." Gemas Gracia.
"Ih kan ci Desy suka ngelawak gitu. Lucu tau." Shani cemberut.
"Lucu ci Desy apa lucu aku?" Goda Gracia.
"Lucu kak Gege lah jelas. Tingkat kelucuan kak Gege gak ada yang bisa ngalahin pokoknya." Tegas Shani.
"Bisa aja, udah sekarang mainannya di beresin. Udah malem, waktunya tidur." Perintah Gracia.
Mendengar kata tidur Shani langsung beranjak untuk membereskan semua mainannya. Tidak butuh waktu 5 menit Shani selesai dengan urusannya.
"Ayuk tidur sekarang." Shani hampir saja melompat ke ranjang sebelum Gracia menarik tangannya.
"Cuci tangan, cuci kaki sama sikat gigi dulu." Gracia mengingatkan.
"Ya udah ayok." Shani menarik Gracia untuk segera melakukan apa yang Gracia perintahkan.
Selesai dengan cuci kaki, cuci tangan dan sikat gigi. Gracia kembali mengingatkan ritual sebelum tidur Shani. Sedangkan Shani mendengus sebal karena dirinya tidak bisa memeluk Gracia di tempat tidur secepatnya.
Selama Gracia melakukan entah apa itu di wajahnya, Shani menunjukkan wajah tertekuk. Gracia gemas tapi mencoba untuk menahannya.
"Udah selesai kita, saatnya tidur." Gracia meregangkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNPREDICTABLE [GRESHAN] (END)
RomanceKehidupan tidak bisa di prediksi, begitu juga dengan kisah percintaan GreShan. Selalu ada hal-hal menarik setiap harinya tidak pernah menyangka sebelumnya. Penasaran dengan ceritanya? YA BACA MAKANYA!! FF pertama hasil kolaborasi dengan @dm_indra