Tiga Puluh

5.2K 294 22
                                    

GreShan sampai di apartemen Shani, sejak tadi Shani selalu bergelayut manja di lengan Gracia.

"Manja banget." Kekeh Gracia saat mereka sudah sampai di kamar.

"Nggak boleh emang?" Tanya Shani.

"Kalau aku bilang enggak gimana?" Gracia menaik turunkan alisnya.

"Ya nggak papa, aku tetep manja." Shani menarik Gracia untuk duduk di sofa.

Gracia membiarkan Shani bermanja-manja di lengannya, lebih baik dia main among us. Kali ini Gracia bermain dengan beberapa anak team J yang bermain game gara-gara diracuni oleh Azizi.

Sudah dua kali berturut-turut Gracia tidak jadi impostor, di game ketiga barulah Gracia menjadi impostor bersama Azizi. Namun, tiba-tiba dari DC terdengar.....

"Zee, nama kamu sama kak Gracia kok warna merah sih?" Suara Lala.

"Astaga kak Lala, jangan bilang." Suara Zee terdengar frustasi.

"Zee pacar lu parah banget sumpah." Kaget Gracia.

Tak butuh waktu lama, Zee dan Gracia di vote oleh para crewmate dan kalah. Gracia menghembuskan nafas kesal. Gracia menoleh ke arah Shani karena tumben sekali Shani diam tak bersuara.

"Pantes anteng, tidur ternyata." Gracia meletakkan hp nya.

Daripada main game, Gracia lebih suka memandang wajah kalem Shani ketika tidur. Bahkan saat tidur pun Shani masih terlihat cantik, lebih cantik malah.

Gracia mengusap pipi Shani dengan pelan, tidak ingin membangunkan kesayangannya. Kepala Shani bergerak mencari tempat ternyaman di pundak Gracia, pergerakan tadi sudah cukup untuk membuat Gracia menahan nafas.

Gracia menyetel tv di depannya untuk menghilangkan gabut. Shani biasanya akan tertidur sekitar satu jam dalam keadaan seperti ini.

Sejam kemudian Shani pun terbangun dari tidurnya dan mengucek matanya.

"Eh jangan di kucek nanti iritasi." Cegah Gracia.

"Gatel Ge." Ucap Shani manja.

Gracia pun mengecup mata Shani yang gatal. Shani langsung tersenyum.

"Udah yaaa. Jangan di kucek lagi." Ucap Gracia.

Shani pun mengangguk lucu. Mereka pun memutuskan untuk mandi, namun karena hari sudah malam dan karena Shani yang meminta, mereka memutuskan untuk mandi bersama.

Ibarat memandikan bayi besar, Gracia terlebih dahulu memandikan Shani, menyabuninya, menggosok giginya, membersihkan rambutnya lalu membiarkannya berendam di bathub, baru Gracia membersihkan badannya sendiri.

Setelah itu Gracia kembali menggosok tubuh Shani dengan tangannya agar ia dapat merasakan tak ada sabun lagi di kulit Shani. Gracia melakukannya dengan hati-hati dan mungkin karena kulit tangan dan perlakuan Gracia yang lembut, serta Gracia menyentuh beberapa area sensitif Shani, tiba-tiba Shani menarik tengkuk Gracia agar bibir mereka menempel.

Shani melumatnya dan dibalas oleh Gracia, Shani pun menarik Gracia agar ikut ada di bathub. Sehingga mandi yang seharusnya cepat, kini berlangsung lebih lama.

Pintu kamar mandi pun terbuka. Gracia terlihat kelelahan, sedangkan Shani terlihat sumringah, mungkin karena Shani terlalu bersemangat (?). Mereka melakukan ritual masing-masing, Shani yang sudah selesai melihat Gracia yang baru menyelesaikan 1 step ritualnya, gerakannya begitu lambat, bahkan Gracia tak sadar kancing piyamanya tak terkancing semua. mungkin Gracia sudah terlalu lelah.

Shani pun membantu Gracia, tapi setelah itu Shani malah membuka piyama Gracia, sempat tangan Gracia menahannya.

"Ci, jangan, aku capek, kan tadi udah." Ucap Gracia penuh harap.

UNPREDICTABLE [GRESHAN] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang