Tiga puluh Dua

4.3K 317 21
                                    

Karena hari ini tidak ada kegiatan, Gracia dan Shani benar-benar gabut dari pagi sampai malam. Mereka hanya main game ataupun rebahan.

Malam hari

Shani duduk di kasur sambil overthinking dan disusul Gracia dengan senyum lebar lalu memeluk Shani.

"Kamu ngapain sayang?" Tanya Gracia.

"Menikmati hobi overthinking. Kamu beneran gak deket-deket Anin kan?" Tanya Shani.

"Nggak usah overthinking, kamu jauh lebih gemesin kok dari dia, eh ada kok yang bisa saingin kamu." Ucap Gracia.

"Siapa?!" Shani pun melotot dan bertolak pinggang.

"Celine!!" Jawab Gracia dengan nada riang.

"Oh iya hehe. Eh kalau Brielle gimana Ge?" Tanya Shani.

"Biyel? Hmmm kamu liat aja di postingan instagram dia." Kekeh Gracia.

"Mana? Mau liat." Pinta Shani.

Gracia menunjukkan foto Brielle di instagram dia.

"Ya Tuhan." Shani terkejut.

"Dia bahkan lebih sexy dari Anin, tapi masih kalah sexy sama kamu." Bisik Gracia.

"Ih apaan sih sayang?" Malu Shani.

"Udah ah. Skincare dulu yuk." Ajak

Mereka pun melakukan kegiatan rutin mereka sebelum tidur. Lalu mereka rebahan dan kembali mengobrol.

"Ngomong-ngomong Brielle, kita belum pernah ngapa-ngapain ya ama dia, baru ketemu doang sekali." Ujar Shani.

"Iya ya, entar tanya deh kapan ada waktu kosong, nanti kita ketemu dan ngobrol sama Brielle." Ucap Gracia.

Shani pun mengangguk, dilanjutkan dengan obrolan ringan tentang anak-anak mereka. Hingga rasa kantuk menghampiri dan mereka tidur bersama.

Pagi yang cerah, secerah wajah Gracia yang sedang memandang muka Shani yang masih tertidur lelap. Sambil menggumamkan lagu Rapsodi, Gracia menusuk-nusuk pipi Shani sesuai irama lagu. Awalnya Shani tidak terganggu, tapi lama-lama terasa geli dan Shani langsung menepis tangan Gracia.

Gracia tidak berhenti, malah berganti lagu dan melanjutkan kegiatan yang cukup menyebalkan bagi Shani. Bagaimana tidak, Gracia menggumamkan lagu River yang punya tempo cepat, otomatis tusukan di pipinya juga semakin cepat. Menyebalkan.

"Ge, aku lempar keluar ya kamu." Ancam Shani dengan suara serak.

"Tepat di depan matamu, ada sungai mengalir ~~" Gracia mengabaikan ancaman Shani.

"Grecot!!" Geram Shani.

"Luas sebuah sungai yang besar, walaupun gelap dan dalam~~"

"Diem Gege!!" Shani bangun dan mendekap Gracia erat.

Shani menahan kuat tangan Gracia. Dengan senyum kemenangan Shani menatap Gracia. Tapi itu tidak membuat Gracia berhenti bernyanyi, membuat Shani merengut kesal.

"Pagi sayang, cemberut mulu." Tiba-tiba Gracia berhenti bernyanyi dan mencium bibir Shani.

"Pagi juga manusia ngeselin." Balas Shani datar.

"Sayang, ini gak ada niat buat lepasin aku apa?" Tanya Gracia.

"Nggak. Kamu harus diem." Jawab Shani.

Gracia menatap datar Shani yang kini malah tersenyum seperti orang gila.

"Gege, boleh cium lagi nggak?" Tanya Shani.

UNPREDICTABLE [GRESHAN] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang