Viny saat ini disekap oleh Lidya dan juga Kinal. Didudukkan di sebuah kursi dengan tangan yang diikat ke belakang. Kinal menatap tajam Viny, sudah lama dirinya muak dengan kelakuan Viny yang semakin tidak masuk akal. Ruangan meeting di theater JKT48 akan menjadi saksi pengakuan Viny.
Gracia masuk diikuti Shani di belakangnya. Gracia mencoba untuk menahan semua amarahnya yang sudah terkumpul di kepalanya. Semua kata-kata mutiara rasanya ingin Gracia ucapkan hanya untuk Viny.
"Kapan kak Viny bakal berhenti ganggu hidup gue sama ci Shani?" Tanya Gracia dingin.
"Gue nggak bakal berhenti, nggak akan berhenti sampai lo lepasin Shani buat gue." Jawab Viny sinis.
"Harusnya lo sadar kalau Shani lebih bahagia sama Gracia dari pada sama lo. Gracia orangnya perhatian, lembut dan yang paling penting. Gracia nggak pernah main tangan kalau marah." Kinal menekankan kalimat terakhir.
"Lo harus sadar Vin, Shani udah nggak pentes lagi buat lo." Tambah Lidya.
"Kalian kenapa sih? Dulu kalian yang paling dukung gue sama Shani, tapi sekarang kalian malah kayak gini!! MAKSUD KALIAN APA?!" Teriak Viny.
"Dulu gue dukung lo karena keliatan kalau lo sayang banget sama Shani. Tapi setelah liat kelakuan lo yang suka main tangan kalau emosi, gue nggak terima. Gimana pun juga Shani udah gue anggep adek sendiri. Dan lo tau? Kakak mana yang biarin adeknya di tampar orang lain?" Tanya Lidya pelan tapi tegas.
"Intinya gue nggak suka kalau Shani sama Gracia. Bocah kayak dia mana bisa buat bahagia Shani. Bocah yang jadi kapten cuma biar keliatan keren. Lo itu nggak pantes buat Shani. Sadar diri tolol." Viny menatap Gracia tajam.
Gracia diam, hanya diam mendengar semua ucapan Viny. Mencoba kembali menahan emosinya yang hampir meledak.
"Lepasin Shani aja buat gue, lo itu nggak pantes Gre. Bahkan buat......."
"CUKUP!!"
Semuanya tersentak dengan bentakan Shani yang tiba-tiba. Shani menatap tajam Viny, dia benar-benar marah karena dia paling benci dengan orang yang menjelek-jelekkan kekasihnya.
"Cukup kak, semakin lo bilang Gracia nggak pantes buat gue, semakin gue benci sama lo kak. Rasa cinta gue ke lo udah hilang semuanya, sekarang cinta gue cuma buat Gracia. Nggak usah ngarep gue mau lagi sama lo." Tegas Shani.
"Lo udah denger kan Vin? Jadi kalau ada apa-apa sama Gracia ataupun Shani, lo yang pertama gue tuduh. Lepasin lid." Ucap Kinal.
Lidya melepas ikatan Viny dan membiarkannya pergi. Viny berjalan keluar dan sempat sengaja menabrak bahu Gracia dengan keras. Shani hampir saja kembali marah sebelum Gracia menarik tangannya untuk tetap diam.
"Makasih ya kak Lidya, kak Kinal." Ucap Gracia.
"Sama-sama Gre, kalau ada masalah lagi bilang aja ke kakak. Siapa tau kakak bisa bantu." Lidya merangkul Gracia.
"Iya Gre, bilang aja. Masa papa nggak bantuin anaknya sih. Shani juga kalau ada masalah jangan sungkan buat berbagi." Tambah Kinal.
"Iya kak." Jawab Shani dan Gracia kompak.
---
Gracia berjanji akan menginap di apartemen Shani malam ini. Shani sangat senang karena bisa membayar semua rindunya ke Gracia selama dua minggu ini. Tadi sebelum pulang mereka makan bersama dengan anak K3 lainnya. Gracia yang mentraktir mereka sebagai ucapan terima kasih karena sudah membantu membuat kejutan untuk Shani.
Shani bergelayut manja di lengan Gracia, sudah lama dia tidak melakukan kegiatan ini. Gracia mencium pucuk kepala Shani beberapa kali. Dia juga sudah rindu dengan Shani.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNPREDICTABLE [GRESHAN] (END)
RomanceKehidupan tidak bisa di prediksi, begitu juga dengan kisah percintaan GreShan. Selalu ada hal-hal menarik setiap harinya tidak pernah menyangka sebelumnya. Penasaran dengan ceritanya? YA BACA MAKANYA!! FF pertama hasil kolaborasi dengan @dm_indra