Dua puluh Tiga

6.1K 433 51
                                    

Gracia tidak bisa tidur malam ini, seperti yang diduga, Shani demam tinggi dan terus mengigau nama Gracia. Dengan telaten Gracia mengompres Shani dan menjaganya sampai sekitar jam 2 malam, hampir pagi. Sudah beberapa kali Gracia balik ke dapur untuk mengganti air hangat.

Jam 3 Gracia sudah benar-benar mengantuk dan tidak bisa menahan rasa ingin tidur. Dia kemudian menempelkan bye bye fever ke kening Shani lalu tidur. Suhu tubuh Shani masih sangat panas bahkan sampai pagi.

Jam lima pagi Gracia sudah bangun karena Shani yang tidur semakin gelisah. Gracia mengambil handuk dan mengusap keringat di wajah Shani. Gracia mencoba memeluk Shani sambil mengusap punggungnya dengan lembut. Barulah Shani berhenti mengigau dan nafasnya mulai teratur.

Shani bangun sekitar pukul 6 dan mendapati dia berada dalam pelukan orang yang paling di sayanginya setelah keluarga. Karena tidak ingin melepasnya, Shani pura-pura tidur lagi. Tapi tidak terlalu lama karena Gracia ikut terbangun dan langsung beranjak dari ranjang.

Gracia menempelkan keningnya di pintu kamar karena matanya masih benar-benar lengket efek baru tidur beberapa jam saja. Setelah itu dia ke dapur dan meminta mama untuk membuatkan bubur. Gracia duduk di meja makan dan tidur tanpa sadar.

"Kamu tidur jam berapa Ge?" Tanya mama.

"Jam 3 kayaknya." Jawab Gracia setengah sadar.

"Shani gimana? Udah mendingan belum?" Tanya mama lagi.

Not responding

"Gre? Ditanya kok nggak dijawa......"

Mama tersenyum sambil geleng-geleng kepa melihat Gracia yang bisa-bisanya tidur di meja makan. Tidak ingin mengganggu, mama meminta papa untuk memindahkan Gracia ke sofa ruang keluarga.

Mama membawa bubur dan obat demam ke kamar Gracia, ternyata Shani sudah bangun dan bersandar di kepala ranjang. Shani terlihat memegang kepalanya yang masih terasa pusing, dunianya seakan berputar dengan cepat.

"Shani, makan dulu yuk." Ucap mama.

"Gege mana ma?" Tanya Shani.

"Dia ketiduran tadi di meja makan habis minta buatin bubur buat kamu. Sekarang udah di pindah ke sofa sama papa, biarin dulu ya. Kasian dia baru tidur jam 3 buat jagain kamu." Jawab mama.

"Kenapa Ge masih jagain aku? Dia kan masih marah." Lirih Shani.

"Kamu sendiri tau Gracia seperti apa sayang. Udah sini makan dulu, mama suapin." Mama menyodorkan satu sendok bubur di depan mulut Shani.

Shani menerima suapan dari mama. Sebenarnya dia ingin Gracia yang menyuapinya, tapi Shani tau Gracia lelah. Gracia masih perhatian saja sudah cukup untuk Shani.

"Udah ma, aku mulai mual." Ucap Shani setelah sendokan ke 6.

"Obatnya diminum, habis itu istirahat lagi." Pesan mama.

"Iya ma." Shani meminum obatnya lalu duduk untuk beberapa menit sebelum kembali tidur.

Mama kembali ke dapur sekalian melihat Gracia. Anaknya itu masih tidur dengan tenang, menghiraukan Aten dan Ecen yang sedang berdebat tentang game. Mama tidak sengaja melihat notif hp Gracia dari grup kampusnya, ada mata kuliah online jam 8 dan sekarang sudah jam setengah 8.

"Gre bangun!! Kamu ada kuliah online tuh." Mama menepuk pipi Gracia.

"Kuliahnya jam 1 mama, Gre masih ngantuk." Gracia menepis pelan tangan mama.

"Itu notif hp kami ada kuliah jam 8. Bangun." Ucap mama..

Gracia meraih hpnya dan langsung bangun setelah membacanya. Tanpa pamit dia berlari ke kamar untuk mandi. Lagi-lagi mama geleng-geleng kepala dengan tingkah anak sulungnya.

UNPREDICTABLE [GRESHAN] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang