[1] Kelahiran Kembali Permaisuri Surgawi

122

Bab 122: Jangan Berikan Segalanya

.
.
.

Su Huiqing tidak tahu penerima tamu itu mengasihani dia. Dengan satu tangan memegang kartu nomornya dan yang lainnya memasukkan ke dalam sakunya, dia hanya mengamati sekelilingnya dengan rasa ingin tahu.

Jadi kehidupan sehari-hari Chi Qing seperti ini.

Banyak orang datang untuk berpartisipasi dalam audisi pemeran wanita utama. Ada banyak selebritas tingkat kedua dan ketiga berdiri menunggu, serta beberapa bintang muda yang baru-baru ini menemukan ketenaran secara online.

Terlebih lagi, ada banyak pemula akting dari seluruh negeri.

Su Huiqing menarik perhatian semua orang saat dia memasuki aula.

Wajahnya terlalu mempesona, sikap menyendiri dan aura uniknya terlalu luar biasa.

Di seluruh arena hanya satu tempat yang tampak sedikit kurang ramai, dan itu di samping seorang wanita dengan gaun hitam panjang.

Su Huiqing selalu suka menyendiri, dan secara alami tertarik pada tempat itu.

Dia tidak melihat orang lain memperhatikannya, dengan kegembiraan yang jelas atas penolakannya yang akan datang.

Tapi kemudian dia tidak akan peduli bahkan jika dia menyadarinya.

"Apakah kau juga datang untuk berpartisipasi dalam audisi?" Wanita berbaju hitam itu sangat cantik.

Dia sudah sangat terkenal di kalangan hiburan.

Su Huiqing mencolokkan salah satu earphone-nya dan melirik orang itu. Dia mengangguk. "Ya."

Sedikit penasaran, Angie tersenyum tipis. "Apa kau tidak tahu siapa aku?"

Su Huiqing sedikit terkejut. Dia melihat lebih dekat ke Angie, wajahnya tetap tanpa ekspresi sama sekali. Pada akhirnya, dia menggelengkan kepalanya. "Maaf, aku tidak terlalu mengikuti dunia hiburan."

"Sudahlah." Angie mengabaikan permintaan maafnya sebelum menyalakan rokok. Dia menatap Su Huiqing. "Kau pasti pemula. Kalau tidak, dengan wajahmu itu, aku pasti sudah mendengarmu. "

Su Huiqing tersenyum dan mengangguk. Dia tidak memakai earphone lainnya.

Bahkan saat tersenyum, matanya tetap dingin seperti biasa.

Angie menatap wajahnya beberapa saat sebelum berkata, "Sayang sekali. Kau seharusnya tidak datang. "

"Mengapa kau mengatakannya?" Su Huiqing merasa agak ramah terhadap wanita ini. Dia memasukkan tangannya ke dalam saku dan bersandar di dinding.

Dengan matanya yang dingin dan gelap itu, dia tampak sangat keren.

Angie menjentikkan abu rokoknya dengan cemoohan. "Apakah kau melihat ada sekitar seribu orang yang datang untuk audisi. Tapi semua orang, termasuk aku, semuanya datang hanya untuk menjadi makanan bagi orang itu. "

Ponsel Su Huiqing menyala. Chi Qing telah mengiriminya deskripsi singkat tentang latar belakang karakter tersebut.

Dia memeriksanya, merasa agak terkejut.

Pada saat yang sama, dia mengerti mengapa Direktur Lu menginginkannya.

Karakter ini ... tampaknya sepenuhnya didasarkan pada dirinya.

"Siapa orang yang kau bicarakan ini?" Su Huiqing menyimpan teleponnya.

Angie mengembuskan asap. Ada keributan di depan, saat seseorang keluar dari ruang audisi.

Dia melihat ke arah itu dan berkata, "Dugu Yan. Ketika dia baru saja tiba di Kota Hijau, Direktur Lu memberikan pesta selamat datang untuknya. "

Dugu Yan? Su Huiqing memandangi wanita yang dikelilingi oleh sekelompok pengawal. Dia tidak berhasil melihat wajahnya dengan jelas dan hanya melihat manajer Dugu Yan.

Su Huiqing tidak merasa kecewa. Bagaimanapun, dia hanya datang untuk ramuan ilusi itu.

Jika dia tidak terpilih, Chi Qing harus memikirkan cara lain untuk membuat Direktur Lu menyerahkannya.

Nomor teleponnya segera dihubungi.

Su Huiqing pernah menjadi mata-mata sebelumnya. Tidak akan sulit baginya untuk bertindak seperti itu. Dia menyesuaikan pola pikirnya sebelum memasuki ruang audisi.

Dia membiarkan dirinya melebur ke dalam karakter itu.

Angie mematikan rokoknya dan mengamati Su Huiqing mengalami perubahan instan itu.

Bingung, dia hampir bisa melihatnya berjalan dengan jejak kaki berdarah.

Itu adalah adegan dalam naskah.

Ini adalah kali kedua Angie menyaksikan seseorang bisa menjalani perubahan seperti itu tanpa perlu riasan atau kostum.

"Kau... mungkin bisa berhasil." Angie tersenyum dan menepuk bahu Su Huiqing. "Aku percaya padamu."

Su Huiqing menyimpan earphone-nya dan dengan dingin mengucapkan kata terima kasih.

Angie tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela nafas saat melihat sosok penyendiri itu pergi. Gadis yang sangat dingin.

Aula audisi sangat sunyi.

Su Huiqing berdiri memegang kartu nomornya.

Seseorang baru saja keluar dan dia mulai masuk.

Pada saat itu, seseorang memanggilnya kembali.

"Apa?" Su Huiqing berbalik sedikit, matanya penuh dengan tatapan dingin.

Dia menyadari bahwa orang yang meneleponnya adalah manajer Dugu Yan.

Orang itu melirik Su Huiqing dan mengerutkan kening. "Jangan berikan yang terbaik selama audisi."