Kalau ada typo tandai ya
551
🍭
🍭
🍭
Setelah curhat seluruh masalahnya pada Ibunya yang entah berada di mana, Lia merasa cukup lega. Dia bangkit dari tidurnya. Hari sudah sangat malam dan dirinya belum saja merasakan kantuk. Menuju ke tas sekolahnya, hanya untuk mengambil buku.
Hanya memerlukan waktu beberapa menit saja untuk Lia memulihkan rasa sakitnya, tetapi untuk memaafkan apalagi melupakan, tak semuda itu bagi Lia.
Dia harus fokus pada kehidupannya saat ini. Mengumpulkan uang hanya untuk hidup di dunia ini. Salah satunya, dengan memeras orang lain.
Seperti saat ini, Lia tengah mengambil buku dan pulpen, bukan untuk belajar atau menghitung rumus matematika, tetapi untuk menulis semua keuntungan yang didapatkannya saat berpacaran dengan Brian. Baru tadi pagi, Lia mendapatkan keuntungan secara langsung yaitu uang hasil hukuman dari Brian.
Uang Rp. 50.000 yang didapatkan pagi tadi akan Lia gunakan untuk makan beberapa hari. Saat ini, Lia juga harus memikirkan uang bayaran yang biasanya akan ditagih saat pelaksanaan PTS nanti. Bayaran di sekolahnya cukup mahal, sekitar Rp. 1.000.000 per-semesternya. Untuk itu, saat PTS nanti, diharuskan membayar Rp. 500.000 dan sisanya dibayar sebelum PAS.
Uang sebanyak itu harus Lia cari. Jika Lia mendapatkan Job seperti menjadi pelayan di restoran, maka akan mudah untuknya mendapatkan uang. Hanya saja, Lia tak memiliki cukup waktu. Pukul 18.00 Lia harus di rumah sampai pagi menjelang, dilarang untuk keluar rumah apapun itu alasannya.
Memang sambat menyebalkan. Itulah yang membuat Lia mencari uang dengan memeras orang lain, seperti saat ini. Lagian juga, Lia memeras orang yang dirasanya memiliki banyak uang, seperti Brian yang kaya seperti Sultan. Memeras uangnya sedikit, tak akan membuatnya rugi, 'kan?
Otaknya terus berpikir, menukis seluruh apa yang dipikirkannya. Setelah selesai, Lia memotret hasil tulisannya dan dikirimkan ke Brian. Menunggu beberapa menit, tak ada jawaban, bahkan dibaca saja tidak. "Saat dibutuhkan saja, pria ini tak ada." Lia berucap dengan nada kecilnya.
Dia bangun. Menuju ke kamar mandi untuk mengelap darah yang mungkin sudah kering dibagian keningnya. Lia menempelkan plester ke keningnya, setelah selesai, kembali ke ranjangnya dan tidur tak jelas.
Beberapa kali, Lia akan mengecek gadgetnya. Sampai saat ini saja, tak ada jawaban dari Brian. "Pria ini. Awas saja dia sampai tak tahu peraturan yang telah ku buat ini." Lia menaruh gadgetnya di atas nakas, jaraknya cukup jauh dari tempatnya tidur tujuannya agar tak terkena radiasi yang berbahaya.
Tertidur dengan tenang, tak lupa sebelum itu, Dia akan membaca Ayat Kursi agar tidurnya dapat tenang tanpa gangguan.
***
"Brian!"
Pria yang merasa terpanggil membalikkan tubuhnya, menatap malas pada seorang wanita yang kini berlari menuju ke arahnya. Wanita itu tampak tersenyum senang, seperti tak ada masalah. Wanita dengan nama Lia tersebut menghampiri Brian.
"Kau tak mengabari ku, pagi ini, Brian."
"Lalu?"
"Kau tak membaca pesanku, tadi malam?" Brian jadi kikuk, dia melihat ke atas langit, berusaha menghilangkan kegugupannya. Menampilkan senyum manis yang membuat siapa saja terpukau.
"Memangnya, kenapa?"
"Aku sudah buat peraturan untukmu dalam hubungan ini." Lia membuka tas nyam Dia mengambil kertas yang sudah di print nya, memberikan kertas tersebut kepada Brian.
![](https://img.wattpad.com/cover/247189148-288-k474512.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ms. Money (END)
Teen FictionIni tentang Lia yang menjadi gadis pecinta uang. Seringkali dia memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan uang, salah satunya adalah memanfaatkan seorang pria kaya yang akan diambil uangnya. Niatnya ingin memanfaatkan, justru menjadi sebaliknya. Li...