Part 6

1.4K 89 16
                                    

Kalau ada yang typo, tandai ya.

192

🍭

🍭

🍭

Pria bertubuh besar itu berdiri di depan kelasnya. Wajahnya yang putih bersinar, seolah menyapa Lia yang masih larut dalam rasa terkejutnya. Seutas senyum muncul di wajah tampannya, Dia berusaha berprilaku dengan baik. Seluruh orang dalam kelas Lia berusaha menyapanya, yang paling banyak berasal dari kaum hawa yang ikut terhipnotis.

Sedangkan Lia. Dai masih berusaha untuk fokus. Takut saja jika Brian yang ada di depan kelasnya hanya sebuah fatamorgana yang tanpa disadarinya telah diciptakan.

"Cepat, hampiri Brian. Ini kesempatan emas mu Lia." Bisikan itu datang dari Stella. Meski terkejut, berusaha dia tahan untuk menyadarkan Sahabatnya yang masih terkejut dan terhipnotis akibat datangnya Brian yang secara tiba-tiba ke sini.

Lia langsung tersadar. Dia beranjak dan menghampiri Brian. Bersikap seolah baik-baik saja, meski hatinya selalu bertanya-tanya akan kedatangannya. "Apa Kau mencari ku?" tanya Lia dengan hati-hati.

Kenyamanan Lia sedikit terganggu saat mendengar suara bisikan yang berasal dari teman-temannya. Mereka tampak tak percaya jika Brian menghampirinya saat ini.

"Bisakah, kita bicara sejenak?" Lia terdiam. Mendengar suara Brian yang tampak lembut padanya, berhasil membuat Lia curiga. 'Pasti ada apa-apanya.' Lia berpikir.

Namun, tak urung Lia mengangguk untuk menyetujui ucapan Brian. "Boleh. Di mana?" tanya Lia.

"Ke Taman saja." Brian langsung menarik tangan Lia, hal itu membuat para wanita dikelasnya menjadi terkejut dan berteriak kecil. Begitu juga dengan Lia, Dia hampir saja berteriak jika tak ditahannya. Lia menatap pergelangan tangannya yang sedang ditarik oleh Brian. Matanya menangkap luka di jari-jari pria itu.

Dilihatnya lagi penampilan Brian, tampak sangat berantakan sekali. Tak seperti kemarin pakaian yang dimasukkan ke dalam celana, hari ini Brian mengeluarkan pakaiannya, dasi yang terikat di dada secara acak-acakan, rambut lebatnya tak tertata rapih.

'Sepertinya Dia habis bertengkar.' Lia berpikir.

Mereka berhenti di sebuah tempat duduk, Lia langsung menjatuhkan bokongnya. Melihat ke arah Brian yang masih terdiam. Lia menghela napasnya kasar, dia pasti akan menunggu lama Brian untuk berbicara. Terlihat sekali, Brian yang masih ragu untuk berbicara padanya.

"Ada apa, Brian? Maaf, ini mau masuk. Aku takut akan tertinggal pelajaran," ucap Lia dengan nada tak enaknya. Hari ini adalah pelajaran Biologi, akan terkena hukuman dirinya jika sampai terlambat, karena Guru Biologinya sangatlah galak.

"Aku sering melihatmu dibeberapa kesempatan," ucap Brian.

"Terus?"

"Ku rasa, kita akan cocok untuk berjalan bersama." Lia terdiam. Hampir saja dia akan berteriak lagi karena terkejut mendengarnya. Berjalan bersama? Dalam artian apa maksudnya? Lia jadi semakin bingung.

"Maksudmu?"

"Bagaimana kalau kita memulai berteman." Brian mengulurkan tangannya. Tangannya digerakkan saat melihat Lia yang terdiam dan tak menjawab ucapannya sedikitpun. "Apakah kau mau?"

'Berteman, lalu pacaran dan memiliki hartanya.' Itulah yang ada dalam pikiran Lia. Dia menyeringai kecil, rencana sudah direvisi, dirinya tak akan susah payah lagi mengejar Brian hanya untuk berkenalan saja. Lia menerima uluran tangan Brian. "Baiklah. Kita akan berteman.''

Ms. Money (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang