Sleeerrrr .... Darah mengalir dari tenggorokan. Tidak, bukan hanya mengalir. Darah itu muncrat ke berbagai arah. Membasahi orang di depannya, membasahi lantai bahkan melumuri golok di tangannya yang besar. Orang itu tidak pernah tega dengan korbannya. Mungkin sekali hatinya terbuat dari batu. Jiwanya setengah binatang buas. Laksana harimau yang semangat menerkam kemudian menggigit seekor rusa tepat di leher. Korbannya yang sudah tidak berdaya itu terus digigit hingga darah yang ada dalam tubuh terkuras habis. Dan, mati. -------------- Kali ini Panca terlibat dalam kemelut yang terjadi diantara kelompok penyelundup barang berharga dari luar negeri. Panca dikenal oleh banyak orang sehingga dia menjadi sasaran empuk kejahatan kelompok penyelundup itu. ------------- Ini bukan cerita silat sehingga tidak begitu banyak adegan aksi disajikan. Penulis menyajikan beberapa adegan aksi yang diperlukan untuk melengkapi keindahan sebuah cerita. Serial Panca yang masih berlatar masa Hindia Belanda pada akhir abad 19 kali ini membawa pembaca pada sisi lain Batavia yang sedang berkembang. Berbagai etnis dan golongan hidup di sana, sehingga penulis menyajikan tokoh-tokoh utama dan pendukung dari berbagai kalangan. ------------- Terima kasih sudah berkomentar dan memberi tanda bintang. Selamat membaca.