38| MARKAS ALBARAC

2.3K 247 427
                                    

SELAMAT MEMBACA 🤟❣️

Langsung update belum aku revisi, kalau ada typo tandai ya✍️

Jangan lupa taburin bintang bunda-bunda😬

====

Setelah mengantarkan Damara pulang sampai rumah dengan selamat, Rafa segera memacu mobilnya dengan cepat klakson terus ia bunyikan agar pengendara di depannya bergeser memberi jalan untuk Rafa. Tentu saja hal itu menjadi umpatan setiap pengendara yang berada di depan Rafa dan Rafa sama sekali tidak mempedulikan itu.

Mobil sport berwarna hitam itu memasuki gerbang usang memarkirkannya di samping motor anggota lainnya yang sudah ramai, tanpa pikir panjang Rafa segera berlari ke dalam markas besar geng Warlocks.

"Mana Saga?!" Teriak Rafa membuat seluruh perhatian mengarah padanya.

"Woy Rapa baru datang jangan teriak-teriak dong sakit kuping Didit nih!!"

"Siapa yang tau Saga ke markas ALBARAC?" Tanya Rafa mencoba santai, ia duduk di sofa yang tadi duduki oleh Bimo. Rafa menatap seluruh anggota hanya diam sambil menundukkan kepalanya.

"Sialan Didit yang ganteng gini di kacangin?!"

"Gue nanya!" Gertak Rafa yang merasa kesal karena di diamkan.

"DIDIT DARI TADI JAWAB RAPA!!"

Rafa melirik Radit sinis. "Jawaban lo sama pertanyaan gue gak nyambung!"

"Siapa yang tau Saga ke markas ALBARAC?" Tanya Rafa ulang.

"Gue!" Sahut Edgar mengacungkan lengannya.

"Ceritain!" Titah Rafa sambil menumpukan satu kakinya.

"Gue gak tau jelas ceritanya kaya gimana, tadi sore yang ada di markas cuma ada gue, Bimo sama Saga. Gue gak tau kenapa dia diem aja, gue tawarin makan juga dia malah diem. Gak lama dari itu dia nerima telefon, gue yang ada di samping dia otomatis denger, kalau gak salah—tadi gue denger ada nama, apa sih kalo langit sore tuh—"

"SENJA?!" Potong Radit cepat.

"Nah dia, sedenger gue mah sih orang yang ada di telefon itu bilang Senja, gak lama dari itu Saga langsung marah-marah gak jelas sama orang yang telefon. Sebelum telefonnya di matiin gue denger jelas, kalau Saga di suruh ke markas ALBARAC tapi sendiri. Gak boleh bawa anggota apalagi ketuanya. Itu sih yang gue denger." Cerita Edgar panjang lebar.

Rafa memejamkan matanya, memijit pelipisnya yang terasa pusing. "Gegabah!"

"Gue gak mau ikut campur!" Ucap Rafa datar.

"T-tapi bos ...,"

"Gue gak mau punya anggota yang seenaknya sendiri!!" Ucap Rafa sambil melangkah pergi meninggalkan anggota Warlocks lainnya.

"Satu lagi, gue sebagai ketua merasa gak di anggap, kalian itu tanggung jawab gue!" Ucap Rafa dengan datar setelah itu melanjutkan perjalanannya lagi.

Ia berjalan menuju kamarnya, membanting pintu dengan sangat kencang hingga terdengar sampai ke bawah, menghempaskan tubuhnya kasar ke atas kasur, ia hanya diam sambil menatap langit-langit kamar yang sudah memudar warna catnya.

RAFAEL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang