Selamat membaca warga dunia oyenn💅🏵️🧡
Jangan lupa vote dan komen yang banyak yups👁️👄👁️
====
"Bulan saja tidak akan meninggalkan bumi, Bahkan bintang juga enggan meninggalkan langit, begitupun dengan aku, tidak akan meninggalkan kamu."
====
_____________
Angin malam berhembus kencang mengibarkan rambut seseorang yang tengah diam di bangku taman rumah sakit, rokok terselip di antara kedua bibirnya, hembusan asapnya mengudara bebas.
Orang itu ialah Rafa, ia tengah duduk sendiri menikmati angin malam yang menerpa wajahnya dengan rokok sebagai temannya.
Entah sudah berapa batang Rafa habiskan sendiri, pikiran dia sedang berkelana kemana-mana. Banyak hal yang sekarang tengah ia pikirkan, tentang dendam Loli, tentang Lili yang masih abu-abu di dalam ingatan Rafa dan tentang kecelakaan Tante Rossa— Bunda Damara.
Entah kenapa, Rafa merasa kecelakaan tersebut telah di atur seseorang untuk membuat Damara terpuruk dan benar Damara sama sekali tidak beranjak dari ruangan Tante Rossa.
Rafa menghembuskan lagi asap dari dalam mulutnya, sebuah tepukan ringan mendarat di pundaknya, Rafa menoleh ia menemukan Saga yang sudah duduk di sampingnya.
"Bagi rokok!" Pinta Saga yang membuat Rafa kebingungan.
"Ini?" Tanya Rafa dengan mengangkat bungkus rokoknya.
"Iya, bagi." Rafa memberikan rokok tersebut pada Saga. "Tumben."
Saga menyalakan rokok tersebut di hembuskannya asap tersebut secara perlahan. "Lagi mau." Ujar Saga kembali sibuk menghisap rokoknya.
Rafa hanya menganggukkan kepalanya mendengar jawaban Saga kemudian ia kembali diam sambil menghisap rokoknya.
"Lo ngerasa ada yang aneh gak si Raf?" Tanya Saga membuka obrolan.
"Aneh gimana?" Tanya Rafa setelah menghembuskan asap rokoknya.
"Tentang Loli, dia jarang banget ikut Damara sama Zara main." Ucapan Saga membuat gerakan Rafa yang tengah mengisap rokok terhenti. "Tapi tadi lo liat sendiri kan, dia ada di antara kita?"
"Biarin aja." Ucap Rafa santai membuat Saga yang jarang berekspresi menjadi melotot.
"Lo gila?!" Papar Saga cepat.
"Kita udah kepalang basah, yaudah ikutin permainan dia aja." Rafa kembali mengembuskan asap rokoknya.
Saga berdecak kesal, ia memilih berdiri dari bangkunya, lalu berkata. "Setarah lo deh, yang lain udah pada nungguin di kantin buat makan, jangan lupa ajak Damara dia dari tadi belum keluar ruangan nyokapnya."
Setelah berbicara tersebut Saga langsung melangkah pergi meninggalkan Rafa yang sedang mengisap rokoknya.
Rafa menyudutkan rokok tersebut pada bangku taman, ia sedikit memutar bagian ujung rokok agar asap tersebut padam, setelah di rasa padam Rafa berjalan memasuki area rumah sakit menuju ruangan Tante Rossa.
Koridor rumah sakit sangat sepi mungkin karena jam sudah menunjukkan hampir pukul 10 malam, dan benar mereka semua belum makan. Sedari tadi Rafa menunggu Damara di luar ruangan Tante Rossa, tapi sepertinya Damara enggan beranjak meninggalkan Bunda-nya.
Rafa telah tiba di depan ruangan ICU, ruangan tersebut tidak boleh sembarang orang yang masuk Rafa harus memakai baju khusus dan memakai masker serta pelindung kepala, Rafa membuka pelan pintu ruangan tersebut Damara sedang duduk di samping tempat tidur pasien, tangannya setia menggenggam tangan Tante Rossa yang terlihat lebih pucat dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL (COMPLETED)
Teen Fiction-Mengenalmu adalah suatu kebersamaan yang sempurna- Rafael Luccero. Cowo berparas tampan yang menjadi salah satu orang yang disegani di SMA Nusantara, ketua dari geng WARLOCKS yang mempunyai motto keren tapi mematikan. "Ketika kita melakukan yang be...