14| HUJAN PUNYA CERITA

4.2K 339 1.5K
                                    

"Hujan, bukan hanya tentang kesedihan. Tetapi juga tentang rindu mendalam yang tak akan pernah tersampaikan."

Happy reading ⚠️
_______________

Mendung...

Mendung itu bukan berarti hujan, bukan berarti juga panas, tidak cerah tidak juga gelap, tidak panas tidak dingin juga.

Damara sedang berada di atas motor Rafa menikmati suasana pagi hari dengan hati yang masih berkabut.

Niat ingin menghindari Rafa malah terjebak di atas motor besar dengan pengemudi yang tampan.

Ya Rafa memang tampan tapi Rafa juga misterius.

Damara menikmati setiap perjalanan sambil melihat awan yang semakin lama semakin menggelap.

"Mau hujan!!" Kata Rafa dengan nada yang sedikit di kencangkan.

"Ha? Mau jajan?" Damara memajukan kepalanya hingga dagunya menyentuh pundak Rafa.

"Mendung, mau hujan!!" Kali ini Rafa menengokan sedikit kepalanya ke belakang.

Pandangan mereka bertemu, Rafa langsung mengalihkan pandangannya ke arah jalanan. Begitupun dengan Damara, ia langsung memundurkan kepalanya.

"Awan emang mendung, tapi ada yang lebih mendung dari awan Raf," Ucap Damara bergumam sambil melihat awan hitam pekat yang terus berjalan.

"Ngomong apa Ra?" Tanya Rafa sambil melihat Damara dari kaca spion motornya.

Damara terdiam sebentar, "oh.. itu gue tadi.. bilang iya mendung," Jawab Damara di akhiri kekehan.

Tidak ada pembicaraan lagi, keduanya sama-sama terdiam tidak ada yang membuka obrolan.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka tiba di sekolah.

Parkiran sekolah lumayan ramai, Rafa memarkirkan motornya di tempat biasa.

Damara turun dari motor besar Rafa, kemudian menyerahkan helm nya kepada pemilik motor besar tersebut.

"Tungguin Ra!"

Damara yang baru jalan selangkah pun langsung memberhentikan langkahnya.

"Iya."

"Yuk," Rafa mengambil tangan Damara untuk di genggamannya, Damara berusaha melepaskan tapi tenaga nya tidak sebanding dengan Rafa. Hooh jangan bandingkan Damara dengan kang urut

"Raf lepas banyak liat," bukannya di lepas Rafa malah merangkul pundak Damara.

Rafa menggidikan bahunya
"Biarin, lo pacar gue ini."

Drtt drtt

Drtt drtt

"Hp lo geter-geter Raf," Ucap Damara sambil memandang Rafa.

"Paling dari Radit," Damara memandang Rafa dengan kesal, Rafa terlalu cuek.

Drtt drtt

Drtt drtt

"Coba liat dulu siapa tau penting!" Kali ini Damara berujar dengan menghentak tangan Rafa dari pundaknya.

"Oke."

Rafa mengeluarkan ponselnya dari saku seragamnya.

'Becc, lagi?' Batin Damara.

"Dari siapa? Kenapa di matiin?" Tanya Damara berusaha santai.

"Tukang sedot wc, ga penting," Rafa langsung menarik tangan Damara lagi membawa menuju kelas Damara.

RAFAEL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang