32| KEDATANGAN ALBARAC

2.7K 230 392
                                    

SELAMAT MEMBACA 🤟

Kalau ada typo atau penulisan yang salah langsung comment aja ya‼️

====

Keindahan itu akan datang jika kita masih memiliki harapan untuk mendapatkannya, dan Rafa berharap punggung mungil Damara berputar berbalik ke arah dirinya dan memeluknya erat.

Tapi, itu hanya harapan yang fana. Justru yang ia lihat punggung mungil itu tetap berjalan jauh meninggalkannya.

Rafa salah.

Selama Rafa tidak bisa memaafkan masa lalu, ia akan terus menyakiti orang yang ia cinta, tapi Rafa tetap egois.

Rafa ingin menghilang dari pandangan Damara yang meneduhkan tetapi ia juga masih ingin tetap berada di sampingnya.

Melihat tawanya, melihat senyum manisnya, menjadi orang yang pertama mengusap air matanya.

Kan, benar-benar egois?

"Rafa kamu ngapain sih masih liatin dia? Kamu lupa dia pembunuh ibu kamu?" Tanya Rebecca dengan kesal.

"Lagian juga orangnya udah masuk ke kelasnya, masih aja di liatin! Kaya gak ada kerjaan aja!" Tambah Rebecca.

Lamunan Rafa tentang Damara hilang seketika saat mendengar suara nenek lampir di sampingnya.

"Lepas!" Titah Rafa menepis tangan Rebecca dari lengannya.

"Tapi Raf ... "

"Kata gue lepas ya lepas!" Potong Rafa sambil menatap Rebecca tajam, dengan terpaksa Rebecca melepaskan pegangan tangannya dari Rafa.

Rafa langsung melangkah pergi, mengabaikan Rebecca yang berteriak memanggil namanya, ia tidak mau memikirkan masalah perjodohan yang sama sekali tidak penting untuk dirinya sendiri.

Melewati kelas demi kelas hingga akhirnya berhenti di depan kelas milik Damara, ia menatap lurus jendela kelas Damara.

Jam KBM sudah di mulai 5 menit yang lalu, tapi Rafa masih enggan masuk ke dalam kelasnya, ia justru menetap di depan kelas Damara.

Wajah Damara yang manis membuat Rafa terpaku, Damaranya sungguh cantik. Tunggu Damaranya? Apakah hubungan Rafa dan Damara masih sejauh itu? Apa Damara masih menganggap Rafa kekasihnya? Setelah apa yang Rafa lakukan pada Damara.

"Gue kangen lo." Bisik lirih dirinya sendiri.

Rafa mengepalkan tangannya saat melihat pandangan di hadapannya, Damara sedang tertawa lepas dengan Ucup, emosi Rafa semakin memuncak saat Ucup mengacak-acak gemas rambut Damara.

Ingat, Rafa tidak suka miliknya di sentuh! Damara masih miliknya.

Rafa berusaha mengontrol emosinya, jika di dalam kelas tidak ada guru Rafa sudah menghajar Ucup habis-habisan, dia belum tahu Rafael Luccero huh?!

Rafa melanjutkan perjalanan menuju kelasnya, emosi Rafa masih memuncak sekuat mungkin ia tahan.

"PEGANG TANGANKUUU BERSAMA JATUH CINTAAA AAAAA."

Suara Radit yang merusak dunia menyapa telinga Rafa saat ia memasuki kelasnya.

Radit sedang bernyanyi di atas meja sambil membawa sapu, Rafa tentu tidak heran dengan sahabatnya yang satu ini. Mungkin saat pembagian otak Radit ketinggalan karena keasikan makan krupuk jengkol.

"KALII KEDUA PADA YANG SAMAAA OHHH SAMA INDAHNYA ... "

Ok, suara Radit menjadi backsound Rafa berjalan melewati meja demi meja, hingga ia berhenti di bangkunya. Sudah ada Saga dan Ferro yang menatap Radit dengan cengo.

RAFAEL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang