31| RASA HAMPA

2.5K 227 387
                                    

SELAMAT MEMBACA🤟❣️

Kalau ada typo atau penulisan yang salah langsung comment aja ya‼️

====

Aku sedang bertanya-tanya
Tentang perasaan kita
Benarkah kita saling mencinta
Atau hanya pernah saling cinta

Bukankah kamu juga merasa
Dingin mulai menjalari percakapan kita
Pertanyaan kamu sedang apa
Terkesan hanya sebuah formalitas saja

Coba tanyakan lagi pada hatimu
Apakah sebaiknya kita putus atau terus
Kita sedang mempertahankan hubungan
Atau hanya sekedar menunda perpisahan

Playlist : putus atau terus // Judika

====

Sudah seminggu lebih, saat Damara melihat Rafa dan Rebecca di parkiran hingga kini ia belum bertemu lagi dengan Rafa.

Banyak pertanyaan yang terus berputar di otaknya, tentang Rafa yang tidak datang ke taman, tentang Rafa yang tiba-tiba menjauh dan tentang Rafa yang tiba-tiba menghilang dari pandangan Damara.

Damara rindu, jelas.

Rindu di saat berjalan berdua sambil berpegangan tangan di koridor kelas, rindu makan sate pak somat, rindu di belikan es krim, rindu suara dingin Rafa, rindu nada perintah Rafa, ... Ah banyak, tidak mungkin bisa Damara sebutkan satu-persatu.

Damara tersenyum getir, melihat room chat miliknya dengan Rafa. Tidak ada satupun pesan yang Rafa balas, bahkan telepon Damara saja tidak di angkat padahal sudah jelas Rafa sedang online.

Sebenarnya Rafa kenapa? Apa Damara berbuat salah hingga Rafa menjauhinya tanpa alasan yang jelas?

Damara menghela napas panjang, memasukkan ponselnya ke dalam saku roknya, dan fokus berjalan di koridor sekolah yang sudah lumayan ramai.

Muka Damara berubah sendu, ia tersenyum getir saat ia melewati koridor yang menjadi awal pertemuannya dengan Rafa, setelah sekian lama.

"Zar please kasih tau ke guru kalau gue telat masuk! Panggilan alam ini nggak kuat udah di ujung tanduk!" Jelas Damara sambil memukul-mukul pelan bahu Zara yang sedang mendengarkan musik lewat headset.

"Hah, iya iya iya!" Jawab Zara sambil terus menatap ponselnya.

Damara mengalihkan pandangannya pada Loli yang sedang membersihkan kutek di kukunya.

"Loli, kalau ada guru bilangin ya gue telat. Ga tahan ini udah di ujung tanduk!" Ucap Damara sambil memegangi perutnya dengan kencang.

"Iyaa iyaa udah sono cepetan, kalau donat lo keluar disini nanti malah tambah gaswat!" Jawab Loli sambil mengibaskan tangannya menyuruh Damara cepat pergi.

Damara tidak tinggal diam. Dia langsung berlari ke toilet yang ada di ujung lorong sekolahnya. Dengan menambah kecepatan larinya, Damara berharap bisa sampai di sana pada waktu yang tepat, suara sepatu beradu dengan lantai terdengar nyaring di telinganya pun ia abaikan.

Perutnya sangat sakit, ini gara-gara dirinya, Damara tidak terlalu bisa makan-makanan yang pedas, tapi saat di ajak Zara dan Loli untuk makan seblak, Damara memesan level paling pedas. Salah siapa coba?

RAFAEL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang