20| TEROR?

3.5K 260 617
                                    

Kalau ada typo koreksi ya✨

****

"RADIT BURUAN ANYING! BULUKAN NIH GUE NUNGGUNYA BANGSAT!!" Kesal Ferro saat Radit tak kunjung keluar dari dalam gudang untuk mencari bola.

"Sabar! Sendal gue ilang sebelah oi! Nyangkut dimana sendal jepit gue!" Teriak Radit tak kalah kencang saat mencari pasangan sendal nya.

"Lo masuk napa njing!" Lanjut Radit pada Ferro yang sedari tadi menunggu di luar.

"Kaga mau ah! Males gue nanti ketemu mbak kun di dalam gimana?"

"Sialan lo jangan gitu dong! Di sini gelap senterin kek! Woy anjim ini sendal gue mana si?!" Teriak Radit frustasi karena tidak menemukan pasangan sendal nya.

Hari ini semua kelas sedang freeclass karena sebentar lagi akan di adakan ujian kenaikan kelas maka guru-guru mengadakan rapat bersama kepala sekolah yang membuat semua siswa sekarang bebas berkeliaran di kawasan sekolah.

"Lama banget?" Tanya Rafa yang baru saja datang di susul oleh Saga.

"RAPAA BANTUIN DIDIT DONG!! SENDAL DIDIT ILANG SEBELAH RAPAA!" Teriak Radit dari dalam gudang.

"Aelah Dit, cuma sendal doang!"

"Masalahnya tuh sendal jepit ngutang ke mpok Minah!" Kesal Radit sambil terus mengangkat kardus bekas yang ada di dalam gudang.

"Dit, kalau cari pake mata. Ini sendal lo!" Ucap Saga sambil menunjuk atas pintu yang terdapat jendelanya.

"Sialan! Ferro ngerjain gue!" Ucap Radit melangkah keluar dengan muka yang cemong-cemong terkena debu.

"Haha mampus lo, emang enak gue kerjain!" Ledek Ferro puas.

"LIAT, GUE JADI NGGAK GANTENG LAGI!!" Teriak Radit kesal sambil melempar bolanya ke arah Ferro, beruntung nya Ferro bisa menangkap bola tersebut.

"Selow dong nggak usah emsosi!"

"Emosi geblek!" Koreksi Saga sambil menoyor kepala Ferro.

"Buruan dah ke lapangan, gue pengen main basket!" Titah Rafa berjalan meninggalkan ketiga kawannya.

"RAPA TUNGGUIN DIDIT IH, NANTI DIDIT DI BULLY LAGI SAMA FERRO!" Teriak Radit kencang tanpa tahu malu.

"Ngapain? Males nungguin lo mah Dit!"

"RAPA JAHAT, KITA KEMUSUHAN!!"

****

"ANJRIITT! MAMPUS BAYAR LO!!"

Teriakan Ucup heboh karena bidak Zara berhasil memasuki petak rumah yang sudah di beli oleh Ucup.

"Yah Cup, ini nggak bisa ngutang dulu? Afrika mahal cup, gue belum beli rumah," Zara menatap Ucup dengan tatapan memohon.

"Nggak bisa gitu dong! Sekali bayar nggak boleh ngutang!" Ucap Ucup kekeuh.

Damara, Zara, Ucup dan Rizki sedang bermain monopoli untuk mengisi kekosongan kelasnya, seisi kelas sudah berhamburan untuk menonton Rafa dkk bermain basket di lapangan, tetapi Damara tetap memilih di kelasnya bermain monopoli bersama teman-temannya, dari pada di luar panas-panasan mending diem di kelas menyalakan kipas angin.

"Tuh, ambil tuh duit gue. Sekarang gue berharap dapat kartu bebas dari penjara."

Ucup terkekeh mendengar nada suara Zara yang terlihat kesal.

"Sekarang giliran siapa?" Tanya Rizki

"Damara."

Rizki memberikan dadu kepada Damara dan langsung di terima oleh Damara, mengambil ancang-ancang untuk melemparkan dadunya dan ... Angka 12lah yang keluar.

RAFAEL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang