49| PINJAM PELUK

2.1K 204 162
                                    

Selamat membaca, I hope you like it💃💅

Playlist : pinjam peluk // Agseisa

"Kamu adalah ketidakmungkinan yang selalu aku harapkan,"

-Jovan Frey, ketua PAGANS-

_______________

Angin berhembus kencang mengibarkan rambut seseorang yang sedang menunggu di tepi danau, sesekali orang tersebut menendang batu krikil yang tidak bersalah karena orang yang di tunggu tidak kunjung datang.

Ia terus memperhatikan sekelilingnya, berharap apa yang ia harapkan kini muncul di hadapan, senyuman langsung mengembang kala melihat gadis yang baru saja turun dari ojek onlinenya.

"Maaf telat, tadi abis piket kelas." Kata Damara sambil merapikan rambut yang berantakan karena tidak di kuncir.

"Selow aja kali Cuu, kaya sama siapa aja," balas Jovan menambah tawa di akhir kalimatnya.

Damara tersenyum canggung. "Ada apa ya Van?"

"Mau beli minum? Es krim? Atau es kelapa?" Tanya Jovan sebelum ia akan memulai pembicaraan.

"Enggak, gue bawa minum kok." Jovan menganggukkan kepalanya singkat, ia mendudukkan dirinya di bangku yang tersedia di pinggir danau.

"Duduk Cuu."

Damara mengerjapkan matanya polos. "Oh iya."

Jovan mengambil kantung plastik yang di dalamnya berisi sosis bakar, ia menyerahkan kepada Damara. "Buat lo Cuu, biar ngobrolnya enak."

"Makasih, harusnya lo gak perlu repot-repot gini Van, nanti gue ganti ya uangnya," ucap Damara membuat Jovan menggelengkan kepalanya.

"Kenapa geleng-geleng?"

"Gak usah Cuu, itu gue beli sengaja buat lo hehe." Jovan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia merasa canggung padahal biasanya ia akan mengeluarkan obrolan agar suasana tidak awkward tapi sumpah hari ini Jovan benar-benar gugup.

"Gue makan yaa? Kebetulan gue belum makan." Kata Damara sambil membuka styrofoam plastic yang menjadi tempat sosis bakar tersebut.

Jovan yang melihat itu pun segera membuka sosis bakar miliknya sendiri, ia memperhatikan Damara yang makan dengan lahap, kemudian Jovan tersenyum tipis saat melihat noda saos yang berada di ujung bibir Damara.

Mungkin Damara merasa ada yang memperhatikan dirinya, jadi ia menoleh ke arah Jovan. Mereka berdua saling pandang, alis Damara naik satu. "Kenapa?"

Jovan mengerjapkan matanya. "Oh, itu Cuu ada saos di ujung bibir lo."

"Ha? Eh sorry ya gue kalau makan emang gak rapi." Jovan langsung tertawa mendengar penuturan Damara, sedangkan Damara di buat bingung dengan tawa Jovan.

"Selow aja kali Cuu, astaga." Damara ikut tersenyum memperlihatkan giginya yang rapi.

"Van, sebenernya lo mau ngomong apa sih?" Tanya Damara sambil terus memakan sosisnya yang masih banyak, karena memang Jovan memesan ukuran jumbo.

"Makan aja dulu, kalau udah kenyang kan enak ngobrolnya. Gue mau bahas hal serius Cuu."

Damara tertawa canggung. "Jangan serius-serius kali, hehe ...,"

Jovan menatap Damara dengan diam, memperhatikan Damara yang sedari tadi sibuk dengan sosis bakar di tangannya. Damara cantik, Damara juga manis, Damara tipikal cewek yang cuek. Dan Jovan menyukainya, kemudian Jovan tersadar dari lamunannya, Damara tidak akan bisa menjadi miliknya.

RAFAEL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang