7| SISI LEMAH

6K 544 724
                                    

Tandai typo 🦸

Happy reading ⚠️
___________________

Rafa memasuki perkarangan rumahnya, melihat mobil yang sangat dia hapal di luar kepala. Cih pulang juga mereka batin Rafa berdecih.

Rafa menuruni motornya dan bergegas memasuki rumahnya, keadaan rumah sangat gelap. Rafa yang sedang berjalan santai di kagetkan dengan suara bariton yang terdengar dari arah sofa ruang tamu.

"Dari mana aja kamu jam segini baru pulang!" Tanya suara yang sangat di benci oleh Rafa.

"Sejak kapan peduli sama Rafa?" tanya balik Rafa saat lampu ruangan sudah mulai terang

"Kamu!!" Tunjuk pria itu yang tak lain adalah Ayahnya Rafa, Levin Luccero.

"Apa?" Tanya Rafa

"Anak gatau di untung!!" Teriak Levin tepat di depan muka Rafa

"Ayah cape-cape besarin kamu, Uang bulanan dari Ayah tetep jalan setiap bulannya. Apalagi yang kurang?!!!" Lanjut Levin sambil berteriak.

Rafa terdiam sebentar memandang mukanya Ayahnya dengan benci dan kecewa semuanya bersatu.

"Rafa ga butuh semua itu, Rafa cuma mau kalian ada di rumah bareng Rafa. Itu udah lebih dari cukup buat Rafa." Jawab Rafa sambil berlalu ke kamarnya.

Rafa membuka pintu kamarnya dengan sekali hentakan dan penutupnya dengan kencang.

"Arghhhhhhh" teriak Rafa sambil menonjok tembok membuat darah segar mengalir dari buku-buku jarinya.

Tapi itu tak di hiraukan oleh Rafa karena ada yang lebih sakit dari tangannya. Hatinya, hati Rafa yang sakit.

Sekuat-kuatnya seorang Rafa hanya akan lemah ketika berhadapan dengan orang yang dulu ia bangga-banggakan.

"Sial, kenapa sakit banget" gumam Rafa sambil memukul dadanya.

Rafa berjalan keluar, membuka jendela dan berdiam diri di balkon. Mengeluarkan sebungkus rokok yang berada di saku celananya.

Mengisap rokoknya dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan, menikmati setiap hisapan yang membuatnya tenang. Setalah habis sebatang Rafa langsung asal membuangnya.

*****

Rafa membuka matanya yang masih terasa berat, ia merasa ada seseorang yang sedang menepuk-nepuk pipinya. Mengerjapkan matanya sebentar, akhirnya melihat dengan jelas Mamah dan Ayahnya yang sudah berpakaian rapih.

"Rafa bangun, Mamah sama Ayah mau berangkat ke London, kerj____"

"Ya udah sana berangkat aja, ada atau ga ada kalian di rumah pun sama aja" jawab Rafa tanpa melihat Mamahnya- Berlian Luccero yang memandangnya dengan muka sedihnya.

Sedangkan di depan pintunya Ayahnya sedang menahan emosi berusaha kuat untuk tidak meninju muka anaknya tersebut.

"Ya udah, kalau gitu Mamah sama Ayah pamitnya, uang Jajan nanti Mamah transfer, Mamah udah bikin sandwich buat kamu, jangan lupa di makan ya. Assalamu'alaikum" pamit Bela sambil mengusap rambut Anaknya yang sama sekali tidak mau menatapnya.

RAFAEL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang