21| KAMU ITU PUZZLE

3K 276 622
                                    

Bosan.

Itulah yang Damara rasakan saat berada sendirian di rumah, sedari tadi kerjaan Damara hanya makan, tidur, main hp. Siklus kehidupan monoton.

Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 malam, berapa lama Damara berdiam diri di kamar? Mungkin karena kedua orang tua Damara sedang tidak ada di rumah, Damara dengan enaknya berdiam di kamar tanpa ingat apapun, dan lihat kamar Damara yang awalnya bersih sekarang sudah tertutup dengan sampah-sampah sisa makanan.

Jorok!

Ya, memang. Jika Bundanya tahu siap-siap saja sapu injuk melayang cantik tepat di pantat Damara karena putri satu-satunya ini suka sekali bermalas-malasan.

Kruyuk kruyuk.

Sial.

Perut Damara berbunyi, padahal sedari tadi ia sudah makan banyak, Damara melihat sekelilingnya, tidak ada makanan yang tersisa, sepertinya Damara harus pergi ke supermarket depan kompleks.

Dengan cepat Damara mencuci muka dan mengganti pakaiannya dengan pakaian hangat, menyambar ponsel dan uang yang hanya di masukan di kantung hoodie kebesarannya, setelah di rasa cukup Damara melangkahkan kakinya keluar rumah tak lupa juga mengunci pintu rumahnya.

Damara menyusuri jalanan kompleks perumahan yang terlihat sepi sesekali melihat kebelakang memastikan tidak ada yang mengikutinya. Tapi, perasaan dia mengatakan bahwa sedari tadi ada yang mengikuti langkah kakinya.

"AWAS!" Teriak seseorang sambil menarik Damara hingga membuat mereka berdua terjatuh membentur ke trotoar.

Damara memutar kepalanya menghadap orang tersebut, "JOVAN!!"

"Masih inget gue?" Tanya Jovan yang mendapat anggukan dari Damara.

"Lain kali kalau mau nyebrang tengok kanan-kiri, coba kalau gue nggak ikutin lo, bisa aja lo ketabrak motor tadi."
Jelas Jovan yang hanya mendapatkan tatapan bingung dari Damara. Jovan yang mengerti arti tatapan Damara pun mencoba menjelaskan.

"Gue tadi abis main dari rumah temen gue, nggak sengaja liat lo keluar dari rumah. Untuk memastikan lo cewe yang waktu itu gue anter, jadi gue ikutin lo. Dan taraa! Bener kan lo si cewe cuek."

"Ohhhh..."

"Oh doang?"

"Ya terus gue harus bilang apa?" Tanya Damara bingung.

Jovan menatap tidak percaya pada jawaban Damara, merasa tidak mendapat jawaban dari Jovan, Damara melanjutkan perjalanan memasuki supermarket di depan jalan.

"Woy cewe cuek!" Panggil Jovan kencang.

"Apaan sih, inget ya nama gue Damara, D-A-M-A-R-A! Bukan cewe cuek atau apapun itu, terus lo ngapain ngikutin gue?!" Jawab Damara kesal.

"Tanpa lo kasih tau juga gue udah tau nama lo, by the way Siapa bilang ikutin lo? Tujuan awal gue juga mau kesini," ucap Jovan dengan nada yang membuat Damara kesal.

"Bodo amat!"

Damara langsung berjalan meninggalkan Jovan yang sedari tadi banyak bicara.

"Woy Cecu tungguin gue elah, tujuan kita kan sama-sama ke supermarket!" Teriak Jovan dengan tidak tahu malu membuat semua yang berada di supermarket mengalihkan perhatiannya pada Damara.

"Cecu apaan lagi? Lo jangan seenaknya ganti nama gue dong!" Ucap Damara kesal.

"Cecu itu panggilan gue buat lo, artinya CEwe CUek. Keren kan?" Tanya Jovan sambil menaik turunkan alisnya.

"BUTUT!" Jawab Damara sambil melangkah pergi meninggalkan Jovan.

Jovan terkekeh mendengar penuntunan Damara setelah itu berlari kecil menyamai langkah Damara.

RAFAEL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang