54| PENYESALAN

3K 270 210
                                    

Happy reading semuanya💖💫

"Aku terlambat menyadari bahwa dia berarti, ingin memperbaiki tapi percuma, ia kini sudah beranjak pergi."

_____________

"Semoga belum telat, tapi gue pengen ngejelasin hal penting ke lo."

Rafa membuang mukanya saat Jovan berjalan santai ke arahnya, lihat! Bocah setan itu terlihat santai tanpa takut sedikitpun dengan Rafa.

"Jelasin apa lagi?!"

Jovan duduk dengan santai di samping Rafa, ia memperhatikan jari manis Rafa yang sudah tersemat cincin, lalu Jovan menghela napas panjang.

"Gue mau jelasin semuanya biar gak ada salah paham lagi," ucap Jovan dengan satu tarikan napas.

"Salah paham?" Rafa membenarkan duduknya, lalu melirik Jovan dengan ekor matanya.

"Sebenernya ...," Jovan mulai menceritakan awal mula ia mengajak Damara untuk bertemu dirinya.

"Gue ngajak Damara ketemu emang buat ungkapin perasaan gue, tap—"

"Bangsat lo Van!" Potong Rafa cepat.

"Dengerin penjelasan gue dulu!" Rafa memutar bola matanya, lalu memberi kode kepada Jovan untuk melanjutkan ceritanya.

"Setelah gue jujur tentang perasaan gue ke Damara—"

"Langsung ke intinya aja, waktu gue gak banyak!" Rafa berkata ketus.

Jovan menghela napasnya. "Intinya, gue pelukan sama Damara sengaja, itu candaan buat bikin lo cemburu!"

Rafa terkekeh berat. "Take a look now? Gue cemburu, banget!"

"Sorry." Rafa menetap Jovan dengan datar. "Minta maaf buat yang mana nih? Bikin gue cemburu? Apa bikin gue pegat sama Damara?"

"Dua-duanya," ucap Jovan. Rafa lagi-lagi terkekeh mendengar penuturan Jovan.

"Maaf lo gak bikin gue sama Damara balikan kan?" Tanya Rafa telak.

"Lo bisa aja balikan sama Damara, tapi —" Jovan melirik jari manis Rafa, Rafa yang paham arah mata Jovan pun langsung ikut menatapnya. "Lo udah terikat sama seseorang."

"Anjing, ini juga gara-gara lo bangsat!!" Rafa berteriak, ia meraih kerah baju Jovan dengan sangat kasar, tangannya mengepal siap memberi bogeman pada Jovan.

Jovan memejamkan matanya, "Pukul gue Raf, gue emang berhak lo benci. Karena gue sadar diri, gue yang bikin lo berubah."

Kepalan tangan Rafa melayang di udara, Rafa memandangi wajah Jovan yang sedang memejamkan matanya, lalu dalam sekali hentak Rafa melepaskan cekalan tangan pada kerah Jovan.

"Pergi!" Titah Rafa mutlak.

"Raf, tunggu gue mi —"

Rafa menatap tajam Jovan. "Kalau kata gue pergi ya pergi, setan!!"

"Ok, gue pergi!" Jovan berdiri dari duduknya, ia menepuk pundak Rafa. "Ini saatnya lo berjuang lagi Raf!"

Rafa terdiam, itu membuat Jovan canggung akhirnya Jovan memilih untuk meninggalkan Rafa seorang diri.

"Sial!" Rafa mengacak-acak rambutnya frustasi.

=====

"GAISSS GAAIISS ADA KABARR GEMBIRA NIH!!" Teriak Zara kencang sambil berlari ke dalam kelas.

RAFAEL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang