39| BERULAH KEMBALI

2.2K 220 435
                                    

SELAMAT MEMBACA 🌻

====

"Enggak semua babi bisa bahasa manusia."

====

Damara sedang sibuk berkutat dengan buku tulis fisika, jam istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu tapi Damara enggan beranjak dari buku dan soal fisika yang terpampang di depan papan tulis.

"Ra, serius gak ke kantin?" Tanya Zara memastikan.

"Enggak udah kalian aja, gue masih penasaran gimana cara ngerjain soal nomor 3!" Jawab Damara tanpa mengalihkan pandangannya pada Zara.

"Mau nitip sesuatu gak?" Tawar Ucup dengan satu tangan yang berada di atas meja Damara.

"Enggak, gue gak lapar. Udah kalian mau ke kantin, ke kantin aja kasian nanti yang lain pada nungguin!" Titah Damara dengan mendorong tangan Ucup dan Zara supaya pergi.

"Lah sialan di usir!" Umpat Ucup yang masih terdengar di telinga Damara.

Zara memukul punggung Ucup keras, sampai membuat Ucup meringis. "Yaudah kalau gitu gue ke kantin dulu ya, jangan kemana-mana nanti gue susah nyarinya!"

Damara menganggukkan kepalanya dan melanjutkan lagi kegiatannya, fokus dengan buku dan rumus yang sedang ia kerjakan di buku tulis yang sudah kusut akibat terlalu banyak di hapus.

Damara merasakan seseorang yang berjalan menghampirinya, berhenti tepat di hadapannya, Damara mengalihkan pandangannya menatap ke arah gadis dengan kacamata bulat dan dengan rambut yang di kepang dua.

Damara sama sekali tidak mengenali gadis tersebut, Damara hanya diam menunggu gadis itu bersuara.

"K-kak Dama--ra kan?" Tanya gadis itu dengan nada gugupnya.

Damara mengangkat kedua alisnya. "Iya, kenapa ya?"

Gadis itu gelagapan padahal Damara menjawab dengan nada yang biasa saja tidak ada kesan judes, julid atau semacamnya, tapi gadis itu malah bereaksi lebih.

"K-kak Damara d-di tunggu sama k-kak Rafa di gudang." Damara langsung memasang wajah bingungnya, gudang? Untuk apa Rafa memintanya datang ke gudang?

Baru saja Damara ingin menanyakan tetapi gadis tersebut sudah berlari dengan cepat, Damara yang melihat itu pun tidak menaruh rasa curiga sama sekali.

Ia malah membereskan buku dan pensilnya, kemudian berjalan keluar kelas. Sesuai apa yang di suruh gadis tersebut Damara berjalan ke gudang SMA Nusantara yang sama sekali tidak terpakai.

Membelokkan dirinya ke arah gudang Damara mulai was-was pasalnya tidak ada tanda-tanda keberadaan Rafa, yang Damara lihat hanya pintu gudang yang terbuka.

Tumben, setau Damara pintu gudang tertutup dan di kunci tidak boleh ada yang masuk kecuali izin dari penjaga sekolah.

"Rafa di dalam gudang kali ya?" Damara bertanya pada diri sendiri, kemudian dengan cepat masuk ke dalam gudang.

"Rafa!!" Panggil Damara dengan berteriak, ruangan pengap dan sesak akibat tumpukan barang yang sudah tidak terpakai dan debu-debu yang sangat tebal di tambah pencahayaan ruangan yang remang-remang membuat Damara kesulitan melihat.

"Rafa?!!" Panggil Damara sekali lagi, Rafa tidak ada di dalam gudang.

Jadi sebenarnya siapa yang menyuruh Damara untuk pergi ke gudang?

BRAK!

Damara mengalihkan pandangannya saat di rasa pintu tertutup dengan sangat kencang, tiga orang perempuan berpakaian ketat dengan make-up yang tebal khas tante-tante berjalan menghampirinya.

RAFAEL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang