28| SEBUAH BENCANA

2.7K 234 687
                                    

SELAMAT MEMBACA ❣️

Kalau ada typo atau penulisan yang salah langsung comment aja ya‼️

=====

"Rasanya di paksa oleh keadaan, lelah bukan?"
=====

Hari ini Geng WARLOCKS sedang berkumpul ria di warung Mpok Minah sambil memakan sarapannya masing-masing, sedangkan sang ketua sedang asyik memainkan game onlinenya, tapi wangi pisang goreng dari arah Radit dan mie kari ayam dari arah Saga membuat cacing yang ada di perut Rafa memberontak minta di isi sang empunya.

Rafa berdiri dari bangkunya, bergegas menghampiri Mpok Minah yang sedang menggoreng bakwan. Emm wangi gorengan.

"Mpok, mie goreng satu."

"Siap akang ganteng, minumnya mau apa?" Tanya Mpok Minah semangat sambil mengelap tangannya.

"Es teh aja."

Rafa kembali duduk di bangkunya, mengeluarkan ponselnya lagi untuk melanjutkan bermain gamenya, sadar ada yang datang ke basecamp Rafa mengalihkan pandangan. Rafa menautkan alisnya bingung, melihat gadis yang tidak asing itu memasuki kawasannya dengan berani.

"Wah ada Senja!" Sahut Radit heboh saat Senja menghampiri Saga.

"Mau apa degem? Salah sasaran ya? Kan Bang Diditnya di sini," Ucap Radit menggoda Senja.

"Lo mau di gaplok sama Saga?" Ferro menoyor kepala Radit pelan. Radit hanya menampilkan senyum tanpa dosanya.

"Ngapain takut sama Gaga?" Tanya Radit dengan wajah sok beraninya.

Oh—yaa Rafa baru ingat dia gadis yang tempo lalu sedang berbicara dengan Damara, Rafa mengabaikan percakapan mereka semua, melanjutkan permainan game online selagi menunggu mie goreng yang sedang di buat oleh Mpok Minah.

"Akang ganteng, ini mie sama es teh nya. Di jamin wueanakk polll!" Bangga Mpok Minah sambil menaruh nampan di hadapan Rafa.

"Makasih Mpok." Rafa langsung menyantap mienya sesekali meniupnya pelan, Rafa lebih suka mienya mateng dari pada setengah mateng.

Kalau kalian gimana, lebih suka mie yang setengah mateng apa mateng?

"Gila Saga bener-bener gila!" Ferro menggeleng-gelengkan kepalanya kesal.

"Itu cewe Gaa! Lo ga ada otak ya?!" Semprot Radit merasa kesal juga dengan tingkah Saga yang seenaknya pada Senja.

"Kenapa?" Tanya Rafa bingung, di sekeliling Rafa sudah tercecer nasi goreng dengan wadah bekal yang sudah rusak tidak terbentuk.

"Saga tuh nggak ada otak, masa enak banget main lempar bekal yang Senja kasih." Ferro masih menatap Saga dengan tatapan kesalnya.

"Gue nggak suka cewe cerewet kaya dia," sahut Saga datar.

"Seenggaknya dia cewe goblok, lo bener-bener nggak ada otak ya? Se-playboy nya gue, gue juga tau mana cewe yang bener-bener tulus sama dan cewe cuma modus!" Ucap Radit menggebu-gebu tanpa sadar tangannya menggebrak meja

Saga yang mulai emosi pun balas menggebrak meja dengan kasar. "Lo tau Dit?! Perasaan itu nggak bisa di paksa, dan lo—" tunjuk Saga pada Radit, "—nggak bisa paksa perasaan gue ke dia." Saga langsung membalikkan badannya berniat pergi, tapi baru selangkah Saga memutar kembali badannya.

"Ahh satu lagi, Gue suka sama Bulan bukan Senja!! Cinta gatau dimana dia harus berlabuh kan?" Pengungkapan Saga membuat ketiga kawannya di buat terdiam, setelah itu Saga langsung bergegas pergi meninggalkan tempat.

RAFAEL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang