Happy reading ⚠️
_________________________
Bel sekolah pertanda pulang telah berbunyi, Rafa berjalan di koridor menuju kelas XI IPA 2, itu bukan kelas Rafa, tetapi itu kelas gadisnya.
Membayangkan muka damara yang pucat membuat Rafa senang, Rafa berjanji Damara tidak akan bisa lepas dari Rafa.
Rafa telah sampai di depan kelas Damara, melihat Damara sedang belajar dengan muka ngantuknya. Rafa berdiri di samping pintu dan menyandarkan tubuhnya ke tembok, sambil memejamkan matanya.
******
Damara sedang menahan kantuknya kalian tau? Ini pelajaran sejarah dimana gurunya menjelaskan sejarah seperti membacakan cerita untuk tidur.
"Gila Ra mata gue ga kuat lagi, serasa lagi di kelonin." Ucap Zara dengan berbisik ke telinga Damara.
"Dih kira lo doang, gue juga anjir." Jawab Damara sambil berbisik juga ke Zara.
Sumpah ini udah bel pulang sekolah tapi bu__Tutik guru sejarah masih aja tetap menjelaskan.
"Anak-anak kalian tau tidak kehidupan awal masyarakat Indonesia?" Tanya bu Tutik pada semua siswa/i dengan nada pelannya.
"Gatau Bu!" Jawab serempak siswa/i
Bu tutik terlihat menghela nafas sabar.
"Jadi awalnya itu...."
"Bu maaf, ini udah bel pulang dari tadi bu." Ucap ketua kelas__Bagus.
Bukannya tidak sopan karena memotong pembicaraan guru, tetapi ini memang ini sudah jamnya pulang sekolah. Bu Tutik melihat jam tangan nya kemudian mengangguk.
"Maaf ibu ga denger bel, silahkan pulang. Sampai ketemu minggu depan di pelajaran saya." Bu Tutik mengakhiri pelajaran dan membuat seluruh kelas bersorak gembira.
"Ah gila gua dari tadi udah nahan ngantuk, sepet banget mata gue." Teriak Zara
"Gue kira, gue doang yang ngerasain ngantuk ternyata lo juga." Ujar Loli Seraya menatap Zara yang masih menelungkupkan kepalanya di atas meja.
"Gimana kalau kita ke kafe monday dulu?." Usul Zara sambil menatap tiga orang sahabatya.
"Boleh tuh udah lama ga sono lagi." Ucap Damara setuju.
"Deal ya kita kesana." Tanya Zara memastikan.
"DEAL!!!." teriak Damara dan Loli dengan muka girangnya.
Mereka ber-empat berjalan melewati meja demi meja ketika sampai di depan pintu Damara di kagetkan dengan sosok iblis tampan itu siapa lagi kalau bukan Rafael.
********
Rafa sudah mulai bosan menunggu Damara. Lihat saja Damara akan mendapatkan hukuman karena sudah membuat Rafa menunggu lama, Rafa tidak suka menunggu, Rafa juga benci menunggu.Dan tidak lama gadis itu, berdiri di depan pintu seraya melototkan mata indahnya. Membuat Rafa tersenyum miring.
Rafa pun menghampiri gadisnya yang sedang melotot dan hampir meneteskan air liurnya.
"Ayo pulang." Ajak Rafa sambil memegang tangannya.
"Enggak!" Tolak Damara.
"Ayo pulang Damara!" Rafa mencoba sabar ia tau gadisnya ini keras kepala.
Rafa melihat muka Damara terlihat kaget bukan main karena ternyata dia tidak mengetahui jika Rafa mengetahui namanya.
"Gue mau pulang, tapi bukan sama lo!!" Tolak Damara lagi."Lo harus pulang sama gue, ga ada penolakan." Seraya menatap Damara dengan intens.
"Gabisa gitu dong gue bukan siapa-siapa lo!!." Kata Darama sarkas sambil menunjuk muka Rafa.
Rafa terlihat marah, otot yang ada di leher nya mulai mengeras dan melihat tangan Damara masih menunjuk tepat di muka Rafa. Rafa terkekeh sebentar lalu.
"Lo lupa?" Tanya Rafa sambil melangkah maju membuat Damara otomatis mundur dengan perlahan.
Damara ingin meminta bantuan pada teman-temannya tapi teman-temannya malah memasang muka ketakutan.
"Mine Damara." Rafa berbisik dengan suara rendah nan sensual membuat Damara meremang. Glek
Tangan Rafa terangkat mengusap pipi Damara, usapan itu turun ke dagu lalu mencengkram dagu Damara, dia mengarahkan pandangan Damara ke arahnya sebab daritadi Damara mengalihkan pandangan dari Rafa.
"You are mine." Rafa berbisik dengan suara baritone dengan kalimat yang sangat menjelaskan tidak ada penolakan.
"Engga, dikira gue barang!!!" Damara menatap tajam Rafa
Bruk
Rafa mendorong Damara ketembok mengunci pergerakan Damara dalam kukungannya sehingga Damara tidak bisa bergerak.
"You are mine. Ga ada penolakan atau gue cium Lo sekarang?" Acam Rafa dengan menatap Damara dengan intens.
"Engga jangan cium gue, gila kali ya lo." Ucap Damara sambil membalasa tatapan mata Rafa.
Rafa tertegun melihat iris mata itu, teduh, tenang, yang membuat Rafa tersenyum sebentar hanya sebentar membuat Damara tertegun juga melihat senyum iblis tampan ini.
"Ayo pulang." Tiba-tiba Rafa menarik tangan Damara, Damara tahu tujuannya kemana.
"Itu temen gue..." Damara menunjuk temannya yang masih bengong di tempat.
"LO PULANG AJA SAMA RAFA, NEXT TIME KITA KE CAFENYA BYE DAMARA KU." Zara berteriak kepada Damara sambil melambaikan tangannya.
Zara bangsat batin Damara
Sesampainya di parkiran, Rafa melepaskan tangannya dari Damara kemudian membuka jaket bombernya yang bertuliskan Warlocks lalu menarik pinggang Damara mendekat, Damara hanya menahan nafas saat Rafa memasangkan jaketnya di pinggang Damara.
Rafa menaiki motor sport-nya lalu memasang helm full face nya mengeluarkan motor dari parkiran.
"Ayo naik." Ujar Rafa sambil menunjuk jok belakang dengan dagunya.
Dengan terpaksa Damara menaiki motor Rafa. Catat ya TERPAKSA.
"Pegangan." Ucap Rafa.
"Ogah." Jawab Damara jutek.
Akhirnya Rafa pun langsung membawa motornya dengan kecepatan penuh sehingga membuat Damara langsung memeluk pinggang Rafa dengan erat.
"Gila lo kalau gue tadi jatuh gimana?." Damara berbicara dengan muka yang terlihat panik sehingga Rafa memelankan laju motornya.
"Jangan di lepas atau gue cepetin lagi motornya." Ujar Rafa mengancam Damara.
Akhirnya mereka sampai di rumah Damara, Damara turun dari motor besar itu dengan memegang pundak Rafa, kemudian bergerak membuka jaket yang ada di pinggulnya.
"Nih jaket lo." Damara menyodorkan jaket itu ke Rafa tapi Rafa tidak menanggapi nya.
"Simpen aja di lo."
"Gue pulang dulu, jangan kemana-mana lagi diem aja di rumah!." Ucap Rafa dengan nada memerintah
Damara pun hanya mengangguk saja dia tidak mau cekcok lagi karena cape, akhirnya Rafa meninggalkan rumahnya.
Tunggu bentar..dari dari mana Rafa tahu rumah Damara?
_______________
To Be Continued
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣
See you next chapter ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL (COMPLETED)
Teen Fiction-Mengenalmu adalah suatu kebersamaan yang sempurna- Rafael Luccero. Cowo berparas tampan yang menjadi salah satu orang yang disegani di SMA Nusantara, ketua dari geng WARLOCKS yang mempunyai motto keren tapi mematikan. "Ketika kita melakukan yang be...