Chapter 31

2.4K 373 48
                                    

'The book'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'The book'

*

Seseorang pernah mengatakan kepadanya, bahwasanya kebahagiaan itu mudah diraih, melalui hal-hal kecil.

Entahlah, Xander berpikir bahwa semua itu hanyalah tipuan semata.

Semua ini, semua kemewahan ini, gelar, serta hinaan yang ia dapatkan dari para bangsawan karena keberadaannya.

Membuatnya menderita.

Sangat menderita.

***

Menara hitam terlihat diantara gelap gulita nya malam. dedaunan lebat yang menutupi sebagian hutan, menghalangi cahaya bulan untuk masuk. Gonggongan serigala terdengar mengiringi perjalanan setiap langkah dari kuda coklat yang tengah berlari. Menambah kesan horor.

Niat hati ingin menikmati kunang-kunang berkeliaran didekat sungai.

Nyatanya, rencana sempurna yang sudah disusun rapi kini berubah berantakan. Huh.

Aku meringkuk didalam jubah yang menutupi sebagian dari diriku, Xander tetap memfokuskan pandangannya pada jalanan tertutup didepan, tidak memberi penjelasan lebih detail tentang apa yang tengah terjadi. Dia hanya berkata:

"Wilis."

"Mereka menginginkan dirimu."

"Seperti alur cerita."

Alur cerita?

Alur cerita apa?

Oh, tuhan. Sungguh, jangan buat hamba-mu ini kesulitan dalam menebak teka-teki silang ini. Sungguh, 'alur' apa yang dimaksud kan oleh Xander hah?

Ugh, dan kapan kuda ini akan berhenti berlari dengan kencang. Perutku terombang-ambing diatas pelana keras menyakitkan ini. Rasanya seluruh isi perutku ini ingin aku muntahkan saja.

"Bertahanlah sebentar."

"...."

Ada kantong plastik gak sih?

***

Kuda itu berbelok, melompat dahan-dahan pohon besar yang menghalangi jalannya. Sesekali meringkik keras dan berlari tak tentu arah.

Giselle memegang perutnya dengan tangan, mencoba menahan isi perut kosongnya yang terguncang-guncang tanpa henti. Dahulu, ia pernah berpikir, bahwa menunggang seekor kuda bersama seorang pria itu adalah hal yang romantis. Nyatanya?

Wah, sungguh. Giselle tidak dapat mendeskripsikan betapa ingin muntahnya dia saat ini.

"Bertahanlah sebentar."

I'm Giselle but I'm not Giselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang