Chapter 19
'Perpustakaan'
*
Istana benar-benar bukan main luar biasa tampilannya disiang hari, megah! Dan kupikir ini cukup mirip dengan istana-istana besar dikomik Webtoon yang biasa aku baca disaat senggang. Dan tentu saja seperti biasa ada beberapa bangsawan yang lewat didepan ku: beberapa menyapa ku dengan senyum cerah dan beberapa lagi menatapku dengan enggan seolah aku adalah musuh bebuyutan tujuh turunan mereka. Huh Apa-apaan itu?
Aku benar-benar tidak suka menjafi barang tontonan, aku ini bukan benda! Dan aku manusia yang juga memiliki perasaan.
Tapi yang sedikit menarik perhatian ku adalah bisikan-bisikan halus dari orang-orang yang membicarakan tentang seseorang. Seseorang yang pastinya dikenal sedingin bongkahan es dan tentunya setelah mengetahui topik itu aku sama sekali tidak tertarik lagi, toh, tujuan ku kan menemui Orion.
Berjalan menuju istana pangeran secara diam-diam, aku mendapat informasi dari pelayan yang mengenal ku sebagai teman Orion dia mengatakan bahwa pria bersurai hitam legam itu berada diruang kerjanya saat ini, tapi kenapa saat aku melewati perpustakaan pribadi milik Orion, aku malah melihatnya tengah membaca sebuah buku dengan pose bersandar disalah satu rak buku, oke, aku akui dia tampan tapi kenapa harus ada gorden putih yang menampilkan cahaya matahari dibelakang nya hah? Dia jadi terlihat 100 kali lipat lebih tampan dari dirinya yang biasanya!
"Hoo, ada apa ini, tumben yang mulia membaca foto bak model majalah."
Ia yang membaca buku menoleh kearahku, tapi reaksi nya.... Hening, seolah dia mengabaikan sapaan ku barusan tadi. "Yang mulia, kau mengabaikan ku?"
"...."
"Ah, apa kau sedang ingin membaca buku tanpa berbicara? Baiklah, aku akan undur niat kedatangan ku untuk berbicara denganmu dan memilih membaca buku, aku ini teman yang cukup pengertian, jadi fokus saja pada buku mu yang eer– berjudul... 'janji mawar sang kesatria'? Ah apapun itu baca saja."
Tumben sekali Orion bersantai seperti ini dan yang mengejutkan ku adalah DIA MEMBACA NOVEL ROMANTIS! Ekhm, aku tidak akan menyangkal bahwa seorang pria juga dapat membaca novel romantis seperti yang biasa wanita lakukan dimasa lajang mereka, tapi bukankah aneh? Maksudku, Orion memang baik hati–tidak seperti kebanyakan pangeran yang biasa bersikap dingin atau semena-mena pada seorang wanita–dia itu pangeran berkuda putih idaman semua wanita, seorang putra mahkota yang sangat bertanggung jawab dengan tugas-tugas dan jadwal padatnya itu. dia hampir tidak pernah memiliki waktu untuk membaca novel dan yang pasti dia adalah teman bicara ku jika aku kesal dengan Edwin.
"Mungkin dia kena angin baik kali yah?"
Aku mengangkat bahuku, tidak ingin mencari tahu lebih, membaca buku lebih baik dari menunggunya selesai membaca kan? Aku menjumput buku secara asal dari salah satu rak dan membacanya, tapi belum sempat aku selesai menghabiskan satu paragraf suara berat seorang pria lebih dulu menyapaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Giselle but I'm not Giselle
Fantasy[ Renaître Series #3 ] Siapa yang tidak mengenal sosok Giselle? tokoh seorang gadis dalam drama theater ballet 'Giselle'. seorang gadis desa naif yang menjalin hubungan cinta dengan seorang bangsawan. kisah cinta bak cerita negeri dongeng, semuanya...