[2nd] Chapter 60

552 100 15
                                    

Time Minstrel [II]

*

*

Semula semuanya senyap, rasanya dingin dan pada saat bersamaan tubuhnya mati rasa dan nyaris tidak bisa merasakan apapun.

Namun perlahan, Edwin mendapatkan kembali kesadarannya. Itu adalah saat dimana sesuatu yang menyakitkan menggerogoti punggungnya seperti semut yang menyerbu habis sebuah kayu. Rasa sakit langsung menyapanya ketika kesadarannya sudah kembali secara utuh. Edwin perlahan membuka mata, hal kedua yang ia rasakan adalah bau tak sedap yang terasa pahit.

"Tuan, Anda sadar! Syukurlah!"

Jason bersyukur atas hal itu, setidaknya itulah yang dirinya dan kesatria lain yang tersisa inginkan.

"Jason...?"

"Ya tuan?"

"Matamu... Ada apa dengan sebelah matamu?"

Jason si kesatria kehilangan senyum lebarnya, Kini senyum itu luntur dan diganti dengan desahan pelan. "Saya mendapatkan ini ketika berusaha menyelamatkan Anda dari seekor monster yang hendak menyerang anda yang kehilangan kesadaran."

".... bagaimana yang lain?"

"Beberapa selamat, dan sebagian tewas di tempat."

Edwin menoleh kearah para kesatria yang berbaring dalam keadaan sama parahnya seperti dirinya. Mencari seseorang.

"Hubert..."

"Kepala pelayan di rawat di tenda yang berbeda. Keadaannya cukup parah, kepala ditemukan dalam keadaan tertindih dinding di ruang utama kediaman." Jelas Jason sedih.

Edwin menarik nafas. Dari ceritanya saja ia sudah mengambil kesimpulan bahwa kediamannya mengalami kerusakan yang lebih parah daripada itu.

Bagaimana tidak? Ada retakan di tanah tidak jauh dari kediamannya, kemudian monster-monster menyerang kediamannya bersama para Wilis.

"Kami sudah menghubungi pihak istana, mereka mengalami hal yang sama bahkan lebih dulu daripada kita pada malam perjamuan. Itu terjadi setelah anda pulang dari sana." Jason menjelaskan, membantu tuannya duduk dengan hati-hati. "Ada banyak tamu undangan yang hilang secara misterius, kemudian yang tersisa dapat diselamatkan lebih dulu ke benteng pertahanan."

"Benteng pertahanan?"

"Ya, benteng yang terletak tidak jauh dari istana Permaisuri. Bangunan tua kokoh yang sudah lama tidak digunakan."

Seburuk itu?

"Giselle?"

Jason terdiam kemudian menggeleng pelan. "Kami berusaha sekuat tenaga tetapi kami tidak menemukan Nona."

Saat itu Edwin jadi ingat pertemuan pertamanya dengan Giselle palsu di pesta dansa, seorang gadis yang menyerupai Giselle, nyaris mirip dengan Giselle tetapi buka Giselle. Jadi, apa Giselle benar-benar menghilang dari saat itu?

Jika benar, dimana Giselle berada sekarang?

"...Ah." matanya memanas, Edwin menutupi wajahnya menggunakan lengannya yang terasa berat.

I'm Giselle but I'm not Giselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang