Chapter 24

2K 378 27
                                    

'Kedudukan'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Kedudukan'

*

Xander mendongak menuju balkon pada lantai dua cafe bangsawan yang berdiri didepan matanya. Bukan balkon, mata birunya menatap tepat kearah gadis muda—kisaran tujuh belas tahun, menurutnya. Helaian rambutnya berterbangan ditiup angin. Dan entah darimana datangnya begitu banyak bunga-bunga yang mengitari senyum cerahnya.

"...."

Lelaki itu tetap diam, karena ia melihat sang gadis duduk bersama orang lain yang tiada lain adalah Orion, saudara tirinya.

Dan ketika Xander mencoba mengalihkan pandangannya dari punggung sang saudara, matanya malah berpas-pasan dengan mata biru gadis itu. Giselle.

"Tuan, anda baik-baik saja?"

"Ah." Xander tersadar dari lamunannya selama beberapa saat. "Ya, aku baik-baik saja. Lanjutkan."

Anak buahnya menatap khawatir, namun Xander meneruskan langkah kakinya menjauhi tempat itu.

Karena jika sampai dia berlama-lama berada didepan tempat itu. 'Jiwa' yang sedari kemarin mengikutinya tidak akan berhenti meminta bantuan tangannya. Arwah itu semakin hari semakin membuatnya begitu jengkel dalam kesehariannya.

***

"Apa yang kau lihat?"

Orion menjentikkan jarinya didepan wajahku, saat itulah aku tersadar kembali dari lamunanku tadi. Ketika aku melirik kebawah sekilas kembali, ia sudah menghilang dari tempatnya berdiri. Apa yang ia lakukan disana tadi?

"Aku bertanya, apa yang membuat pikiranmu teralihkan?"

Aku menggeleng. "Bukan apa-apa."

"Bukan apa-apa bagaimana? Kau terlihat fokus pada suatu hal sehingga keberadaan ku sendiri tidak kau sadari."

"Maafkan aku tapi tadi ..."

Ucapan ku terhenti, seorang pria tengah melipat tangan didepan dada dengan tatapan mata yang sulit diartikan. Rambut hijaunya yang entah sejak kapan menurutku keren itu bersinar terkena pantulan cahaya matahari. Edwin melirik Orion lalu melirikku dan mengangkat alis.

"Kebetulan sekali aku melihat sosok yang cukup familiar dimataku tadi. Rupanya dugaanku benar." Ia memegang bahu Orion, tetapi matanya ia arahkan padaku. "Tunangan ku tengah bersama pria lain rupanya."

"HEI!" aku berdiri dan menunjuk hidung mancungnya itu. Orion yang berada ditengah-tengah antara aku dan Edwin terlonjak kaget karena teriakan ku. "Bisa-bisanya kau menuduh kami memiliki hubungan seperti itu!"

I'm Giselle but I'm not Giselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang