Time Minstrel [I]
*
*
Splash!
"Kita berhasil," Xander menggandeng Giselle ke tepian, mereka berada ditengah hutan yang kini tertutupi salju musim dingin, entah berapa lama waktu berlalu, pantas saja air danau sedingin es dan ia tak masalah untuk itu. "Hati-hati."
Giselle naik dengan susah payah ke tepian, kemudian duduk di atas gundukan salju dengan nafas terengah-engah, "Ya, kita melewatinya dengan baik."
Xander menyusulnya, "Haruskah kita meneruskan perjalanan? Kau terlihat lelah."
Gadis itu menggeleng. Membiarkan Xander menghangatkan tubuhnya dengan sihir, "kita harus bergegas... Untuk yang lainnya."
"Bagaimana denganmu?"
"Aku baik-baik saja, lihat, kau mengeringkanku dan membuatku hangat."
Xander menatap kedua mata birunya, samar-samar, ia membayangkan Giselle dalam wujud aslinya, gadis berambut cokelat lurus dengan iris mata hazel yang menawan. "Jika kau lelah katakan padaku, kau tampak pucat."
Ia tersenyum. "Hanya syok dengan apa yang baru saja terjadi."
Xander bungkam. Yang baru saja terjadi? Bagian yang mana? Lelaki itu menggosok lehernya yang merah. Teringat dengan... Perbuatannya yang entah bagaimana terjadi begitu saja. Apa ia keterlaluan? Melakukannya begitu saja tanpa izin?
"Aku tidak tahu bagaimana caranya mengatakannya pada Edwin nanti."
"Hah?"
"Kak Eleonora." Tatapannya berubah sendu, air mukanya tampak mengeruh. Giselle menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Kau tahu, Edwin seringkali berharap kakaknya masih hidup dan kembali ke rumah, meski ia tahu itu tidak akan pernah terjadi."
"Ketika aku tahu keluarga satu-satunya masih hidup, aku pikir aku bisa membantunya pulang, membantu mewujudkan harapan Edwin, membantu mewujudkan angan kak Eleonora yang berharap bisa kembali pulang dan bertemu adiknya."
Bahunya bergetar pelan, "Aku jadi meragukan diriku, Xander. Aku gagal menyelamatkannya, bagaimana jika aku gagal menyelamatkan yang lainnya?" Isakan kecil terdengar, Xander merasa melihat sebuah jarak masih membatasi keduanya.
Edwin, bagaimanapun juga sepertinya Lelaki itu mendapat tempat khusus yang berbeda dalam hati Giselle, Xander tidak ingin mengakuinya tetapi ia tidak bisa melakukannya.
"Aku harus bagaimana? Aku takut."
Xander menarik nafas dan meraih kedua tangannya tetapi tidak berusaha melepaskannya dari wajah Giselle. "Lihat aku."
"Hiks..."
"Elle."
"Tolong jangan..."
"Ellena Cecilia."
Giselle terdiam. Tangannya mulai melemah dan Xander perlahan menariknya dengan hati-hati.
"Lihat mataku."
Gadis itu sesenggukan dan mendongakkan kepalanya. Menatap kedua mata Lelaki dihadapannya. Xander tersenyum dan menyapu air matanya yang bercucuran.
"Kita berhasil sampai disini karena Eleonora ingin kita berhasil keluar dari danau dan menyelamatkan yang lain." Ucapnya. "Aku tidak akan menyangkali fakta bahwa kita gagal menyelamatkannya, Eleonora berkorban bukan tanpa alasan."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Giselle but I'm not Giselle
Fantasy[ Renaître Series #3 ] Siapa yang tidak mengenal sosok Giselle? tokoh seorang gadis dalam drama theater ballet 'Giselle'. seorang gadis desa naif yang menjalin hubungan cinta dengan seorang bangsawan. kisah cinta bak cerita negeri dongeng, semuanya...