Chapter 29

1.9K 378 18
                                    

'cerita lain'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'cerita lain'

*

"Hei."

"...."

"Aku menyesal mengusulkan ide ini padamu." Aku menghela nafas, melempar kerikil-kerikil yang ada disekitarku ke sungai. "Ini akan gelap dan hampir menjadi gelap. Mengerikan. Bagaimana jika ada wanita berdaster putih disini?"

"Wanita.... Berdaster putih?" Xander  yang diam kini membeo. "Apa itu?"

"Sejenis Wilis." Bukankah itu benar? Mereka sama-sama arwah penasaran yang hidup setelah dikhianati. Xander ber-oh-ria mengiyakan kata-kata ku dan menatap sungai. Satu jam menjelang malam. Masih senja, aku menoleh kearahnya.

Ngomong-ngomong...

Kenapa sedari tadi dia menatap kesungai?

"Apa sungai itu menghipnotis mu?"

"Tidak."

Aku memandangnya heran. Berpikir mungkin dia melihat sesuatu dari sungai itu. "Lantas?"

"Kau mungkin pernah mendengar tentang masa lalu ku bukan?"

Dia membicarakan masa lalu? Tentang dia yang mencelakakan Orion dan tanpa sengaja membuat saudari dari Edwin meninggal di pemakaman Wilis? Aku menganggukkan kepalaku. Dan dia menghela nafas.

"Kau percaya?"

"Hmm..." Ditanya tentang percaya atau tidak percaya, masalahnya adalah aku tidak tahu seperti apa mereka dimasa lalu. "Entahlah, setelah melihatmu menolongku dari Wilis. Kupikir kau orang yang baik."

"Aku? Orang yang baik?"

"Yah, semua orang bisa berubah bukan? Tinggal waktu yang membuat mereka berubah apa tidak, entah menjadi baik, atau menjadi jahat." Ucapku lalu menoleh kearahnya.

"Semua bisa berubah. Luka lama mungkin tidak dapat ditutupi dengan mudah. Tapi kau bisa membuat rasa sakit dari luka itu menghilang."

"...."

Mata birunya lagi-lagi berubah warna, mengikuti warna langit kah? Apabila siang, mata nya menjadi warna biru terang. Ketika malam warna matanya berubah menjadi seperti rembulan. Andai kata itu adalah lensa kontak, mungkin harga jualnya sangat mahal.

Kenapa Xander kembali diam?

"Hei. Ngomong-ngomong aku kemarin melihatmu dari teras sebuah cafe di pusat kota, apa yang kau lakukan?"

I'm Giselle but I'm not Giselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang