Chapter 9
'hai Mantan~'
*
"Tentu saja melamarmu, apa yang salah dengan itu?"
Heh, asal kau tahu, Berthe ibu dari Giselle ini bersikeras ingin menikahkan ku dengan Hilarion tidak peduli apa itu, ia tetap akan bersikeras melakukan hal itu, padahal masa depan putri nya ini pastinya lebih jelas jika ia membiarkan nya menikah dengan seseorang yang lebih baik dari Hilarion, bukan begitu?
"Heh, berbicara tentang pertunangan kalian, apa kau tidak memikirkan cara untuk membuat saingan Giselle mundur Edwin?"
Orion membuka mulutnya setelah diam memerhatikan pembicaraan kami sedari tadi, aku merasa bersalah secara tiba-tiba soalnya dia ibarat jadi nyamuk gitu kan kesannya? Sedari tadi tidak bicara apa-apa selain menyahut beberapa kata dengan kalimat seadanya, Tapi tadi dia bilang apa? Saingan? Memang Aku punya saingan? Ah iya, lupa aku, yang tadi berderet dijendela pasti ingin mendekati Edwin kan?
"Tendang saja mereka seperti bola, apa susah?"
"...."
Aku dan Orion saling pandang, lalu menatap Edwin yang dengan santainya meminum teh dicangkirnya dengan pose...ugh, seksi? Ah, pikiran macam apa itu?! "Kenapa kalian menatap ku seperti itu? Aku salah?"
Seolah tidak merasa bersalah dengan pose menggoda nya itu, aku berdecih kesal."Ish, kenapa takdir ini mengerikan sekali?"
"Apa kau bilang?"
Eh, ralat, disini masih ada biang masalah menyangkut hidup dan mati ku, "maksudku, kau tampan, haha... kumohon Abaikan kegaringan ku." Orion terkekeh lalu berdehem setelah aku menatapnya dengan tajam, mungkin takut jadi korban ketiga arena jungkir balik tanganku seperti Hilarion dan Loys.
"Baiklah, kenapa kalian tidak mengumumkan pada para bangsawan lain bahwa kalian akan bertunangan? Dengan begitu, mereka akan mundur secara perlahan bukan?"
Orion memberi usul yang cukup brilian untuk dilakukan, yang jadi masalahnya adalah....
Dimana aku harus meletakkan wajah ku tadi?
Setelah dengan santainya masuk ke ballroom sambil memegang lengannya bak wanita penghibur?
"Untuk pertama kalinya aku setuju dengan mu yang mulia, dan kau....siapa tadi nama mu?"
"Kau lupa namaku?"
Aku mengernyitkan dahi dengan tatapan tak percaya pada pria berambut hijau-turqoise-tosca (ah pokoknya kek kura-kura ninja lah) ini dengan tatapan tak percaya, Orion berkali-kali menemuinya dan pastinya menyebut namaku berulang kali bukan? Bagaimana bisa dia lupa dengan mudah? Astaga, bagaimana aku bisa memiliki urusan pasal hubungan palsu dengan pria yang memang tak waras menurut rumor tapi tampan membahana ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Giselle but I'm not Giselle
Fantasy[ Renaître Series #3 ] Siapa yang tidak mengenal sosok Giselle? tokoh seorang gadis dalam drama theater ballet 'Giselle'. seorang gadis desa naif yang menjalin hubungan cinta dengan seorang bangsawan. kisah cinta bak cerita negeri dongeng, semuanya...