[ Renaître Series #3 ]
Siapa yang tidak mengenal sosok Giselle?
tokoh seorang gadis dalam drama theater ballet 'Giselle'. seorang gadis desa naif yang menjalin hubungan cinta dengan seorang bangsawan. kisah cinta bak cerita negeri dongeng, semuanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'Dark Side'
*
Namaku Xander, entah apa tujuan ibuku memberikan nama semegah itu pada seorang anak seperti diriku.
Aku, Pangeran kedua, Putra dari hasil hubungan kaisar dengan seorang gadis yang kini diangkat menjadi selir. Dianugerahi sebuah berkat, Kekuatan, sihir, kecerdasan dan berbagai macam kelebihan lainnya.
Sungguh, semua itu rasanya tidak ada gunanya saat ini.
Kehadiran ku, dari seorang wanita yang sangat dicintai oleh kaisar membuat posisi Orion, Putra dari permaisuri yang notabene adalah putri seorang Duke terancam.
Hal itu jugalah yang membuat beberapa bangsawan yang mendukung fraksi Putra mahkota membenciku, menghinaku, mencela ku, dan lain sebagainya.
'parasit!'
Dan semua menjadi semakin buruk kala ramalan itu turun di kuil suci.
– "putra dari selir itu akan menghancurkan kekaisaran Rhineland yang makmur ini!"
Orion tidak membenciku. Ia menganggap ku saudara. Permaisuri juga begitu, meski terkadang dia sangat membenci kehadiran ku didalam istana. Semua ini, menyesakkan. Sangat menyesakkan.
"Lihat putra selir yang hina ini."
"Bisa-bisanya dia mencoba merebut posisi putra mahkota?"
"Dia bahkan mencoba mencelakakan pangeran dan juga putra yang mulia Grand Duke!"
"Ya tuhan, betapa hina nya dia."
Aku tidak akan pernah bisa mempercayai orang lain selain ibuku, Irish. Dan juga diriku sendiri.
Tidak ada orang lain.
Tidak akan pernah ada orang lain.
Karena aku tau, aku tidak akan pernah dipercayai oleh orang lain.
Bahkan oleh ayahku sendiri.
"Xander Haroldia De Rhineland. Pangeran kedua, Putra dari selir Irish. Dengan segala perbuatan mu yang berdasarkan atas keserakahan. Kau berusaha mencelakakan Putra mahkota, Orion Robert De Rhineland."
Kaisar menarik nafas memandang ku yang kini berlutut didepan para dewan. Ditengah-tengah ruang penghakiman.
"Aku, kaisar kekaisaran ini, memberikan hukuman kepadamu. Putra seorang selir, untuk tidak pernah menginjakkan kaki di istana selama sepuluh tahun lamanya. Mengasingkan diri ke kota mati di sisi barat. Tepatnya di menara hitam."
Bunyi palu persidangan, menandakan semua siksaan dari tatapan dingin para dewan ruang sidang ini telah berakhir.
Aku menghela nafas. Kaisar memanggil namaku tapi aku berbalik, tidak ingin menatap kehadiran nya. Pria brengsek yang tidak pernah mengetahui keadaan diri ku yang sebenarnya. Orion didepan mata, dengan Edwin disampingnya. Bocah berambut hijau itu menatapku sinis.