[2nd] Chapter 50

891 204 17
                                    

'Wilis Giselle'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Wilis Giselle'

*

Aroma asing menyeruak memenuhi Indra penciumannya. Manik mata kebiruan Xander yang bersinar dalam gelapnya lorong koridor itu berkedip memandang sosok didepannya. Mereka berdua kini berada dibalik tirai tebal yang menutupi, jelas mereka tersembunyi dari orang yang sengaja Xander ikuti diam-diam.

"Giselle? Kau disini?"

"Ssst! Yang mulia harus diam."

'kenapa tiba-tiba...?'

"Kenapa aku harus diam?"

"...Agar yang mulia tidak ketahuan! Yang mulia tidak ingin ketahuan kan telah mengikuti Grand Duke diam-diam seperti tadi?"

"Tentu tidak." Xander berkedip kembali. "Tidak-tidak. Jangan ubah pertanyaan pertamaku, apa yang kau lakukan disini?"

"Saya ... Baru saja kembali dari ... Tersesat." Giselle tersenyum kikuk, dan mengajaknya keluar dari balik tirai. "Awalnya saya pergi bersama Loys karena ada hal yang ingin kami bicarakan secara baik-baik."

Mengubah topik pada pernyataan pertama, Xander mau tak mau mengikuti kata-katanya.

"Begitu? Yah, itu memang sesuatu hal yang harus kalian bicarakan baik-baik... Jadi, kenapa kau pulang sendirian? Dimana Duke?"

Oh, itu poin anehnya. Xander menghela nafas pelan. Berharap gadis didepannya ini benar-benar Giselle yang asli. Terlepas dari arus pembicaraan mereka yang terkesan kaku.

"Loys ... Dia tadi bertemu bathilde!"

"Jadi kau ditinggal sendirian?"

"Begitulah..." Ia menundukkan kepalanya, perlahan meremas kedua tangan Xander erat. "Saya senang saya dapat melupakan kesedihan saya karena kehadiran anda, yang mulia."

Giselle seolah tersenyum sendu, mata birunya memandang lurus tepat kearah Xander. Lelaki itu tersenyum menyembunyikan tawanya dan menyapu poni rambut pirang miliknya kesamping telinga. 'Yasudah, mari kita ikuti permainannya.' lelaki itu melepaskan jubahnya dan menggantungkan nya dibagi Giselle. Masih dengan ekspresi tenang, ia berbicara.

"Kita tidak sempat menghabiskan waktu bersama meski sekedar untuk berbicara dan saling menyapa di pesta." Xander menarik tangan Giselle, berjalan kearah sebaliknya dari ballroom. "Maukah nona menemani ku ke perpustakaan?"

Giselle menutup mulut, terlihat ragu.

"Haruskah ... Perpustakaan?"

"Kenapa? Ada masalah?"

I'm Giselle but I'm not Giselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang