[2nd] Chapter 57

408 107 9
                                    

Yang minta Up, buktikan kalau kalian nyata dan bukan ilusi dengan menekan tombol 🌟 ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang minta Up, buktikan kalau kalian nyata dan bukan ilusi dengan menekan tombol 🌟 ya!

Night all!

*

Escape

*

"Ha? Xander, apa Eleonora pernah bilang disini bisa terjadi badai?" Aku menoleh kearah Xander yang memandang langit seolah ikut terkejut, oke, kami sama-sama terkejut. Dan aku yakin dia akan menjawab pertanyaanku dengan sesuatu yang mengecewakan. "Hmm... Jangan jawab deh, sepertinya aku tahu kau akan menjawab apa."

"Sayangnya aku dan nona Eleonora baru bertemu... Kami tidak banyak bicara dan aku tidak tertarik menanyakan perihal cuaca ditempat ini."

"Baiklah, itu jawaban akurat yang menggambarkan keadaan kita saat ini."

Kenapa aku punya firasat buruk tentang ini?

Tanah bergetar hebat dan angin bertiup semakin kencang, gumpalan awan terlihat bergulung-gulung membuat koloni gulali berwarna kelabu. Tidak hanya itu, Sambaran petir terlihat dari sana dan menyambar berkali-kali. Aku menelan ludah, ini semakin mengerikan.

"Giselle! Yang Mulia Pangeran!"

Dari kejauhan, Eleonora berlari tergopoh-gopoh. Setelah sampai dihadapan kami, ia menarik nafas, hampir jatuh jikalau bukan karena aku menangkap bahunya lebih dulu.

"Kak Eleonora tak apa?"

"Huft, huft, ya, tapi... Kita dalam bahaya."

"Apa maksud kakak?"

"Myrtha, dia pasti melakukan sesuatu yang berbahaya diluar sana."

menatap langit yang kini seperti malam, hanya ada gelap, semua warna berubah gelap, tempat ini kehilangan pesonanya. kemudian, hal yang terburuk dari yang terburuk adalah ucapanku pada Loys tentang orang-orang lain yang kemungkinan bernasib sama dengan kami, terperangkap tanpa tahu apapun. keributan terdengar dimana-mana, nafasku tercekat, menatap panik kearah Eleonora.

"Kira-kira apa kakak tahu apa yang Myrtha rencanakan?"

"Hanya satu kemungkinan," Eleonora menatapku seolah menyadari kesalahan dari semua kekacauan yang datang seperti ini. "Mengambil alih semuanya."

Apa yang kulihat di danau.

"Akan kutulis ulang cerita ini! Dunia ini! Dan seluruhnya!"

"... Dan menulis ulang ceritanya."

Apa yang kulihat di danau, terlintas dikepalaku. Rhineland, kelam seperti kegelapan, kemudian tidak ada lagi kehidupan didalamnya, Wilis menunggu dan menunggu, hingga semua terputar kembali ke poros semula.

I'm Giselle but I'm not Giselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang