Chapter 4
'Pria penguntit'
*
Sebagai seorang wanita, pasti selalu ada yang namanya pria. Baik itu suami, kekasih, selingkuhan (ini tidak termasuk kategori orang disekitar ku), saudara laki-laki, paman, ayah, kakek, bos, idol, aktris, dokter, bahkan penguntit bisa saja mengikuti langkah gerak-gerik kita. Dan saat ini, dimana saat mood ku sedang buruk dan seorang yang tidak bisa diajak damai, ada seseorang yang menguntit ku! Ya! Menguntit, mengikuti, memata-matai ku!
Aku langsung tahu ketika melihat serigala berlari dari ku saat aku memasuki hutan belakang desa tadi, seorang pria, mengikuti langkah ku, memasuki hutan. Aku meraih batu ditanah, menimang-nimang sebentar tentang kekuatan batu tersebut...
Ini bisa membuat korban pingsan dan buruknya, tidak sadarkan diri. Eh, pingsan dan tidak sadarkan diri itu sama kan?
Hehe...
Aku mengambil kuda-kuda setenang mungkin, menghadap ke danau didepanku, sasaran ku tepat berada dipohon oak besar yang tumbuh tak jauh dari sisi danau tempat aku berdiri. Aku melemparkan batu itu dengan sekuat tenaga....
Dan
-tuing....pluk!
"AKH-!"
Suara orang jatuh dari dahan pohon, menghantam semak-semak berry dibawahnya, aku mengangkat alis dengan tampilan berkacak pinggang kesal menatap tubuh seorang pria jatuh tepat di depanku.
"Aduuuh..."
"Duuuh, malang sekali nasib tuan penguntit."
"Hah?!"
Aku tersenyum dan menarik lengan pakaianku keatas.
"Ngomong-ngomong, disini cukup sepi untuk melampiaskan amarahku terhadap dua bocah tengil yang tidak memiliki modal selain tampang dalam melamar ku, heh, kau, gantikan mereka mati mau tidak?"
Aku dapat melihat kedua netra biru yang mengerjapkan matanya berkali-kali seolah mendengar sesuatu yang salah di telinganya saat ini, rambut hitam legam dengan sisa daun-daun pohon juga bersarang di kepalanya seperti sarang burung.
"T...tunggu nona, kita bicarakan baik-baik dulu..."
"Bla-bla-bla, bicara ini-itu, heh! Kau sudah menguntit ku masuk kedalam sini dan sekarang kau ingin menyampaikan apa? Wasiat? Dengan senang hati, sekarang serahkan tubuhmu, aku masih memiliki tenaga untuk membunuhmu!"
"Eekh, nona, santai dulu, oke? Aku kesini datang dengan niat baik-baik."
"BAIK PALA MU, AN///////!"
huft, wahai sifat bar-bar yang selama Ini ku tahan sebagai bentuk menjaga imej baik seorang wanita karier didepan para duta dan tamu besar Theater Ballet and Rosemary philharmonic. Selamat, kau bebas semau mu sekarang. Hohoho...(bernafas lega~)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Giselle but I'm not Giselle
Fantasy[ Renaître Series #3 ] Siapa yang tidak mengenal sosok Giselle? tokoh seorang gadis dalam drama theater ballet 'Giselle'. seorang gadis desa naif yang menjalin hubungan cinta dengan seorang bangsawan. kisah cinta bak cerita negeri dongeng, semuanya...