Chapter 25

2K 391 13
                                    

'Ancient Tomb'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Ancient Tomb'

*

Aku berjalan tanpa menoleh kebelakang, tidak mengharapkan apapun, tidak mengharapkan Edwin berlari demi diriku dan menarikku untuk kembali. Tidak. Aku hanya menginginkan waktu untuk sendiri.

Apa yang salah denganku?

Menatap kearah langit yang semula terang kini menyisakan cakrawala kemerahan pada sisi barat langit. Hari mulai sore, dan aku belum kunjung sampai pada tempat tujuan. Tempat tujuanku, tidak ada selain desa tempat dimana Giselle dilahirkan. Kediaman Edwin bukan rumahku, aku hanya sekedar tamu yang tengah bermalam dari dinginnya badai salju yang menimpa perjalanan ku menuju tempat tujuan. Itulah definisi keberadaan diriku didalam kediaman nya. Bukan siapa-siapa, melainkan orang yang berada dekat dengan Grand Duke demi tujuan pribadi sendiri.

Menyelematkan diri dari Loys dan kematian.

Aku mendapati dua jalan berbeda, tidak ada persamaan pada kedua jalan itu. Kecuali tanah kotor dan pepohonan rimbun yang menutupi jalan setapak dibagian kiri diriku.

Aku tidak tahu jalan kembali menuju desa, tapi kakiku membawa masuk melalui jalan setapak yang tidak rata itu mengingat ada bekas lalunya gerbong kereta yang kemungkinan baru saja melewati jalan ini. gelap dan sunyi itu ciri khasnya, jangan juga pepohonan hutan yang semakin rimbun tiap-tiap detik yang terlampaui.

Matahari semakin turun, menyisakan gelap.

Tapi bukannya melihat keberadaan desa yang biasa terang dengan keberadaan obor pada tiap-tiap sudut desa, aku malah berada ditengah-tengah rimbunnya pepohonan yang membuat gelap jalan setapak yang aku lewati. Ini jalan setapak untuk masuk kedalam hutan, bukan ke desa. Kenapa aku tidak menyadarinya? Sialan, sekarang aku tersesat sendirian didalam hutan.

Mengeratkan mantel yang menutupi bagian bahu dan tanganku untuk mencari kehangatan. tetap saja aku menggigil kedinginan. Ini hampir musim dingin, sebentar lagi akan musim dingin. Harusnya saat ini aku berada didekat tungku pembakar dimana kayu-kayu kering dibakar untuk memberikan udara hangat dimalam hari.

"Ya tuhan." Oke, aku mulai takut lantaran ada serigala yang mengaungkan suara khasnya itu. "Dimana aku sebenarnya!"

Andai kata aku tidak mengikuti roda-roda kereta tadi, apakah aku akan sampai pada Berthe, ibu dari sosok Giselle?

Tunggu ...

Kenapa aku sayup-sayup mendengar suara musik?

Itu seperti senat biola yang digesek kan, lalu suara-suara lainnya terdengar familiar ditelinga ku. Semua nada-nada itu saling tumpang tindih, memberikan satu alunan musik yang terdengar familiar ditelinga ku.

I'm Giselle but I'm not Giselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang