Chapter 21

2.5K 465 21
                                    

Chapter 21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 21

'sepenggal kisah'

*

"Konon katanya Wilis akan melakukan apa saja yang kau pinta jika kau juga, memberikan apa yang mereka pinta."

"Apa yang mereka pinta?"

"Tumbal."

Setelah satu kata dengan satu makna itu terngiang ditelinga nya. Wanita yang ada didepannya tersenyum kecil dan menuangkan segelas teh untuknya.

***

"Benar-benar Catlover versi abad pertengahan yah..."

Melihat pemandangan didepan ku, sungguh aku tidak bisa mengatakan banyak hal selain kagum dan merasa aneh. Bagaimana bisa seorang Grand Duke memelihara lebih dari lima ekor kucing berbeda jenis namun memiliki kategori jenis yang sama yaitu ganas itu. Yep, makhluk yang dimasuk dalam kategori felidae itu saat ini tengah bermain satu sama lain seolah perbedaan mereka tiap-tiap jenisnya bukanlah apa-apa.

Maksudku, pernahkah kalian menonton saluran televisi National geographic channel atau yang biasa disingkat Nat geo wild? Aku pernah sekali melihat pertarungan wilayah antar singa dan seekor cheetah, sang cheetah naik ke pohon dan singa tidak bisa berbuat apapun selain menunggu makhluk ramping itu turun dari pohon. Tapi yang saat ini aku lihat adalah, si cheetah jelas-jelas main kejar-kejaran bersama dengan singa dan berguling-guling diatas tanah bersama.

"Lihatlah Mimi, kucing-kucing besar itu tengah bermain saat ini."

"Meow?"

"Tidak, maksudnya bukankah mereka harusnya berkelahi memperebutkan wilayah atau setidaknya menakut-nakuti para staff yang bertugas merawat mereka?"

"Meow!"

"Sebenarnya mereka akur merupakan hal yang bagus, tidak ada yang terluka atau apapun itu, tapi aku benar-benar penasaran."

"Meow!"

"HEI, MIMI!"

Buset, ni kucing Oren ngecakar tanganku lagi rupanya. Akibatnya goresan tipis kini tergambar jelas ditanganku dengan darah merah nya. Aku hampir menganga lebar dan menatap Mimi-si kucing Oren bar-bar-yang kini menjilat tangannya tanpa merasa bersalah sedikitpun. Ya, kami baru berteman dua hari semenjak aku pertama kali datang ke paviliun khusus yang digunakan untuk menampung mereka, wajar dia belum mengenalku kan dan bersikap seperti itu kan?

"Mimi-a," wahai drama Korea, betapa aku merindukan dirimu saat ini. "apa kau masih tidak menyukai kehadiran ku? Kemarin kau mencakarku dilengan dan pergelangan tangan ku, sekarang kau mencakar punggung tangan ku."

I'm Giselle but I'm not Giselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang