[2nd] Chapter 58

390 104 11
                                    

hapeku ke restart karena password:) jadi gambar si Ballerina dan Ballerino nya hilang.

Nah, karena Lun up, kasih bintang untuk kasih semangat ya!

*

Masa lalunya Ellena

*

Apa yang hilang?

Elle tidak bisa fokus semenjak keluar dari rumah sakit dengan tas ransel yang tidak hanya menampung buku, sepatu ballet, handphone, powerbank atau keperluan lainnya. Sekarang ia dapat mendengar bunyi gemelatuk dari obat tablet yang saling bertabrakan satu sama lain dalam botol kaca.

Masuk kedalam mobil, manajer ibunya, Jane yang sibuk berkutat dengan iPad kerjanya menoleh. "Ah, Nona!"

Kenapa aku kesal melihat wajahnya?-_-

"...." Giselle hanya menganggukkan kepalanya dan duduk di kursi penumpang.

Jane menoleh kebelakang setelah memastikan Elle memasang sabuk pengamannya dengan baik. "Ibu anda berpesan agar jangan lupa minum vitamin sebelum penampilan malam ini, pastikan anda langsung pulang setelah acara berakhir, lalu jangan begadang malam karena itu tidak baik untuk Nona dan—"

"—jangan sampai bangun kesiangan."

Bangun kesiangan memiliki makna lain jika ibunya yang menyampaikannya. Elle ingat kali pertama semua ini terjadi, bermula dari ia yang mulai kelelahan dalam menjalani aktivitas padatnya sebagai seorang pelajar dan anak yang dituntut keras untuk menjadi sempurna.

Elle yang terlalu berfokus pada kehidupan padatnya mulai merasa sakit ketika bangun pagi, seluruh badannya terasa sakit dan membengkak diiringi dengan ruam kemerahan. Sebisa mungkin Ia menyembunyikan dari orangtuanya.

Manusia memiliki batas dalam menahan sesuatu, dan Elle mencapai batasnya.

Pagi itu, kebetulan, akhir pekan. Ibunya tentu saja menyempatkan waktu menghabiskan akhir pekan di rumah. Pagi itu, ibunya datang ke kamar, berniat membangunkan untuk sarapan bersama. Elle yang tertidur pulas mengerang dan kembali menutupi wajah dengan selimut, akhirnya ibu memilih membiarkannya dengan dalih, "biarkan saja, namanya juga anak-anak."

Pukul 9 pagi, Elle tak kunjung bangun.

Ibu akhirnya mendatanginya, mengguncang tubuhnya berkali-kali, mulai panik. "Elle? Kenapa kesiangan? Ayo bangun? Nak?"

"Elle?"

"Giselle?"

Deg!

"Giselle, apa kau mendengarku?"

Lamunannya terbuyarkan ketika Jane mengetuk-ngetuk kaca mobil. Sekali lagi Elle merasa aneh. Apa yang ia lupakan? Kenapa ia tidak bisa mengingatnya dengan baik?

***

"Kerja bagus anak-anak! Itu tadi penampilan yang luar biasa!"

Miss Lee tersenyum puas pada para Ballerina yang beberapa saat lalu tampil memukau di panggung. Elle, yang berperan sebagai tokoh utama tak luput dari pujian Miss Lee dan para penonton.

Semua berjalan lancar tanpa hambatan, Elle menjalani hidupnya sebagai remaja pada umumnya.

Waktu berlalu begitu cepat, sekarang ia sudah duduk di bangku SMA. Jenjang tertinggi pendidikan sebelum masuk dunia perkuliahan.

I'm Giselle but I'm not Giselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang