PART 9 || Insiden darah

3.1K 250 11
                                    

HAPPY READING ALL!

_________________,,,,,__________________
_________

Note : Kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏

"Bagi dikit napa?" Seru Wawan pada Aldi.

Aldi mendengus, "kan tadi gue udah ngasih, lo!"ia menyuapkan bakso yang ada disendok dengan kasar.

"Kan kurang," keluh Wawan. Aldi menarik napasnya panjang. Bakso satu mangkoknya ini juga belum ia makan setengahnya, tapi Wawan yang sudah habis dua mangkok minta lagi padanya. Bagaimana bisa tubuhnya cepat besar jika makanan nya itu selalu dicomot oleh Wawan? Arghhh! Masa orang kaya tubuhnya kurus kerempeng kayak kurang dikasih makannya.

"Lo udah abis dua, gue satu mangkok aja belum abis! Minta lagi juga!" Geram Aldi, "Lambung karet!"

"Satu lagi, yah?" Pinta Wawan dengan nada memelas. "Gue beneran laper, Di, dari kemaren gue belum makan, tau," ungkapnya pada Aldi. Namun, cowo itu berusaha untuk tidak mendengar kata-kata miris yang keluar dari mulut Wawan.

"Lo gak kasian sama sohib lo ini, Di?"  Ucap Wawan lagi.

"Gak!" Ketus Aldi.

"Kalau gue mati gimana?" Imbuhnya.

"Tinggal kubur apa susahnya?"

"Jahat lo, Di!" Wawan berlaga sedih dan kecewa.

"Baru tau lo kalau gue jahat, hh?"

"Gue sumpahin lo jomblo, Di!" Kata Wawan sungguh-sungguh.

Aldi memutar bola matanya jengah. Dia lapar, dia tidak akan meladeni Wawan untuk sekarang ini. Dia akan makan agar tubuhnya bisa atletis seperti Albar dan Boden.

"Barrrrr," Rengek Wawan pada Albar yang sedang membaca buku biologi.

"Pesen aja." Kata Albar tanpa menoleh ke arah Wawan. Dia juga sudah tau apa mau cowo itu.

"HUAAAA!!! Thank's, Bar, love you!" Ucap Wawan pada Albar, senang .

"Awas ada gay." Cibir Boden.

Wawan yang merasa ucapan itu menuju padanya langsung menghentikan aksinya, "ngadi-ngadi, lo, Den!" Sungutnya pada Boden. "Gue masih sehat, ok?"

"Ok."

"Ok."

"Albar!" Panggil Lili. Gadis itu segera menghampiri cowo itu.

"Kata Pak Joni aku sama kamu di suruh ke lab, " Ucap Lili memberitahu.

"Kapan?"

"Nanti pas jam istirahat ke dua." Jawab Lili.

"Eh, Lili," Sapa Wawan basa-basi.

Lili melambaikan tangannya antusias, "Hai!" Sapanya balik.

"Nongki dulu, Li?" Tawar Wawan. Cowo itu bergeser dan menepuk lahan kosong di dekat nya.

Albarasya || Lee Jeno √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang