HAPPY READING ALL!
________________,,,,,__________________
_________Note : Kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏
.
.
._______
"Ngapain?"
"G-gue ... Keluar bentar kali ya?" Tanpa basa-basi lagi, Maya langsung pergi meninggalkan Albar dan Rasya di dalam ruangan.
"Gimana kabarnya?" Tanya balik Albar.
"Cukup baik, gue akan segera pulang." Balas Rasya.
"Kalau belum pulih seratus persen jangan dulu mau pulang." Kata Albar pada Rasya.
Rasya mengerutkan keningnya. "Kok lo yang ngatur?"
Albar menatap Rasya dengan tatapan seriusnya. "K-kenapa, lo, natap gue kayak gitu, Albar?"
"Lo kenapa bisa kayak gini?" Tanya Albar pada Rasya. Jujur untuk saat ini gadis itu tidak ingat jelas kenapa dirinya bisa sakit, dia pikir juga tidak ada yang salah dengan dirinya.
"Lo makan sesuatu yang aneh sampe lo keracunan?"
Rasya mengerutkan keningnya lagi. Berpikir apa yang dia makan waktu itu. Hanya saja, dirinya teringat waktu itu ia mengunjungi kafe baru. Apa mungkin karena kafe itu belum berpengalaman panjang?
"Lo bisa aja mati kalau lo telat dibawa ke rumah sakit, Sya."
Rasya tetap diam. Ia berpikir dan mencerna perkataan Albar. Namun kali ini dia benar-benar tidak bisa menyela ucapan laki-laki itu.
"Gue khawatir,"
"Hh?" Rasya kurang respect terhadap apa yang baru saja Albar katakan. Apalagi suara laki-laki itu terdengar pelan sekali.
"Boleh, lo, gue jaga?" Ulang Albar dengan kalimat lain.
"Maksudnya?"
"Lo jadi pacar gue, Rasya."
"Tapi–" Tenggorokan Rasya rasanya tercekat di pangkal, apalagi saat Albar memotong perkataan nya lagi.
"Gue, gak mau lo kenapa-kenapa lagi. Paham?"
"Paham." Ujar Rasya.
Ke berapa kali Albar berkata tentang perasaan nya kepada Rasya? Berapa kali? Walaupun begitu, laki-laki itu tetap berjalan dengan kalimat-kalimat yang menggantung dan membuat Rasya selalu ragu.
"Lo mau 'kan?" Albar bertanya lagi. Dan sudah berhari-hari Rasya memikirkan jawaban ini. Gadis itu juga sudah bertanya pada dirinya sendiri tentang bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Karena itu, dia rasa ini sudah benar, tidak akan ada kekeliruan lagi.
Dan pada akhirnya Rasya menganggukan kepalanya lemah.
Albar tersenyum. Laki-laki itu pun spontan mengacak rambut Rasya sambil berkata, "Cepet sembuh miliknya saya."
Sedangkan diluar Maya kini tengah mondar-mandir sambil bergumam. "Parah sih, gue baru tau ternyata Albar punya hati nurani yang baik. Gimana ceritanya, ya, kalau Rasya tau Albar kayak tadi?" Ia terus mondar-mandir sampai pada akhirnya ia menengok pada jendela kaca luar untuk mengintip orang yang sedang berada di dalam.
"Lah 'kok, kayak seru sih?" Celetuk Maya ketika melihat Albar yang kini sedang memberi minum pada Rasya.
Ia menggelengkan kepalanya. "Ada yang, gak beres nih!" Maya pun langsung masuk ke dalam dan membuat pergerakan Albar yang sedang memberikan gelas minum pada Rasya berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albarasya || Lee Jeno √
Teen Fiction"Suka sama, lo, emang nyakitin, ya?" ________________________________________ ALBARASYA, sesuai dengan judulnya, kisah ini mengisahkan dua insan yaitu Albar dan Rasya. Yang melewati masa remaja madya dengan penuh suka dan cita. Sahabat, teman, dan o...