HAPPY READING ALL!
________________,,,,,__________________
_________Note : Kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏
.
.
._____
Sebelum pergi ke rumah Rasya, Albar sempat mengabari gadis itu, walaupun sebelumnya Rasya belum menyetujui jika dia ke sana karena saat Albar memberitahunya ia sedang tidak aktif.
Albar melajutkan motornya cepat. Jalanan malam yang sepi dengan angin malam yang dingin memberi kesan tersendiri pada kecewa Albar terhadap Rasya.
Bisakah gadis itu memberitahunya terlebih dahulu?
Dia merasa telah dibohongi! Padahal hanya lewat satu jam dari Rasya bersamanya, setidaknya sebelum itu Rasya bicara padanya.
Motor besar itu membelah jalan dengan kecepatan di atas rata-rata. Sampai hanya membutuhkan waktu beberapa menit kini Albar sudah berada di depan rumah gadis itu.
Sebelumnya masuk, Albar melihat ponselnya terlebih dahulu. Dan ternyata pesannya pada Rasya masih saja belum dibaca, sebab gadis itu benar-benar belum aktif sampai sekarang. Albar menghapus pesannya itu, kemudian ia memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya kembali. Ia berjalan ke depan pintu rumah Rasya dan berdiri di sana. Albar sudah berancang-ancang untuk mengetuk pintu tersebut. Tetapi beberapa detik kemudian Albar mengurungkan niatnya. Laki-laki itu menatap lantai lalu memejamkan matanya. Tangannya mengepal, kemudian ia menegakkan lagi badannya dan melirik pintu itu. Ternyata sesuatu dalam hatinya menyuruh Albar untuk tidak mengetuk pintu tersebut, alhasil Albar menjauh dari pintu itu dan pergi meninggalkan rumah Rasya.
Sedangkan di dalam rumah, Rasya kini sedang menulis sesuatu dalam buku berwarna pastel dengan design yang simpel namun terlihat mewah. Entah sejak kapan gadis itu suka menulis seperti itu. Tetapi, bisa dikatakan awal ia menulis saat ia bertemu orang-orang yang berbeda di bumi ini.
Saat dirinya sedang asik menulis, telinganya tiba-tiba mendengar deru motor yang cukup membuat perhatiannya teralihkan.
"Kayak suara motor Albar." Gumamnya. Ia terdiam beberapa saat sampai akhirnya memutuskan melihat siapa yang datang.
Namun saat Rasya membuka pintu rumahnya, ternyata tidak ada siapapun. Halaman rumahnya nampak sepi. Rasya pun menutup kembali pintu dan berjalan menuju kamarnya.
Sampai di kamar, Rasya mendengar suara ponselnya. Ia langsung mengambil ponsel tersebut yang ia simpan di atas nakas.
"Halo,"
"RASYAAA, LO LIAT LAMBE TURAH SMA KITA, GAK? KALAU GAK, BURUAAANNN LIAATTT!!" Rasya menjauhkan ponselnya dari daun telinga. Suara Maya sangat menggelegar seperti akan memberikan karma kepada para peng-ghosting kelas kakap.
"Bentar," Kata Rasya mencoba santai.
Gadis itu mengutak-atik ponselnya kemudian membuka instagr*m. Ia masuk ke dalam ruang pencarian lalu mencari akun gosip sekolahnya itu.Gadis itu mengerutkan keningnya saat namanya terpampang jelas di postingan paling atas dengan komenan yang sudah melebihi lima puluh ribu komentar.
Semuanya ...,
Menyudutkan Rasya.*****
Pagi harinya Rasya berangkat sekolah sendiri. Bukan suatu kesengajaan, tetapi memang Rasya saat ini ada jadwal piket kelas yang mengharuskan ia datang lebih awal. Sebelum itu juga Rasya sudah memberitahu Albar via chat jika ia tidak bisa menunggu laki-laki itu untuk menjemputnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albarasya || Lee Jeno √
Teen Fiction"Suka sama, lo, emang nyakitin, ya?" ________________________________________ ALBARASYA, sesuai dengan judulnya, kisah ini mengisahkan dua insan yaitu Albar dan Rasya. Yang melewati masa remaja madya dengan penuh suka dan cita. Sahabat, teman, dan o...