HAPPY READING ALL!
_________________,,,,,__________________
_________Note : Kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏
.
.
.Albar, Boden, Aldi, dan Wawan. Keempat sejoli itu kini berjalan beriringan. Mereka melewati lorong kelas dengan canda dan tawa yang dibuat oleh Aldi dan Wawan. Sebenernya, sih, yang ketawa itu cuma Aldi sama Wawan, kalau yang duanya lagi, yang satu 'kan emang irit narik bibir, yang satunya lagi, ya gitu, deh, biasa-biasa aja.
"Albar!" dari seberang kelas seperti biasa, Rasya selalu menyapa Albar setiap Albar akan masuk ke kelasnya. Gadis itu selalu menampakkan seringaian senyum yang membuat semua orang gemas. Apalagi laki-laki.
"Aduhhh," Wawan memejamkan matanya sekejap dengan gaya dramatis memegang dada. "Senyum neng Rasya adalah asupan di pagi hari, ya, gak, si?"
"Candu banget, brow!" tambah Aldi.
"Sttttt, awas kompor panas." kata Boden melirik Albar sekilas.
"Hah?! Gimana-gimana? Lo udah suka sama Rasya, Bar? Sejak kapan, kok, gue gak tau?"
"Emang, lo, siapanya Albar sampe semua yang si Albar rasain kudu lapor sama, lo? Lo emaknya?" sewot Aldi.
"Sirik banget, lo!" decih Wawan tak suka.
"Dihhhh?"
"Apa?"
"Apaan, si?" balik Aldi.
"Diem aja, lu, lu 'kan sad boy." ujar Wawan seenak jidat.
"Sekate-kate, lu!" Aldi dengan lihai memoles kepala Wawan dengan kepalan tangannya.
"Sakit bego!"
"Biar, lo, makin koslet, ya 'kan?"
Wawan mendengus tidak suka. Aldi memang terlalu sering men jitak kepalanya, untung juga kepalanya itu tidak bocor.
"Gue do'ain, lo, jodoh sama cewe galak, ya!" ancam Wawan tidak main-main. "Biar, lo, di KDRT-in tiap hari sama istri, lo," sambungnya.
"Berisik radio jelek! Gak denger, gue, gak denger." Aldi menutupi lubang telinganya dengan kedua tangannya.
"Kayaknya, lo, berdua cocok, deh, kalau BL." ceplos Boden.
Sontak kedua bola mata keduanya langsung membulat sempurna. "Astaghfirullahalazim." ujar mereka berbarengan.
"Waras, Den?" Albar bertanya. Laki-laki yang dari tadi cuek itu pun sampai membuka mulutnya, takut temannya itu ikutan koslet karena terlalu lama berteman dengan AW (Aldi, Wawan).
Tawa Boden langsung pecah di tempat beriringan dengan Aldi dan Wawan yang saling menatap dengan tatapan jijik.
Aldi dan Wawan saling mengedikan bahunya."Gue bukan bagian dari kaum Nabi Luth." Wawan mengelak.
"Gue juga." seloroh Aldi.
Boden memegang perutnya, cowok itu mulai berhenti tertawa. "Iya iya, tau, gue, juga tau." balas Boden masih cengengesan.
"Gue islam, Den, ISLAM!" terang Wawan meninggikan suaranya.
"Gue juga!" sahut Aldi.
Wawan melirik Aldi. "Bukannya, lo, Kristen, Di?"
"Sembarangan, lo! Gue islam!" bantah Aldi.
"Oh, iya?"
"Oh, iya?" Aldi mengulang perkataan Wawan niat mengejek. "Terus kalau gue wudhu, solat, ngaji Al-quran, itu ibadah agama apa?! Lo kayak baru kenal, gue, aja, lo. Emang, yah, lo, itu sangat layak buat gue gampar!!" emosi Aldi menggebu-gebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albarasya || Lee Jeno √
Teen Fiction"Suka sama, lo, emang nyakitin, ya?" ________________________________________ ALBARASYA, sesuai dengan judulnya, kisah ini mengisahkan dua insan yaitu Albar dan Rasya. Yang melewati masa remaja madya dengan penuh suka dan cita. Sahabat, teman, dan o...