PART 37 || Lagi

2.2K 241 41
                                    

HAPPY READING ALL!

_________________,,,,,__________________
_________

Note : Kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏

.

.

.

"Albar ... Aku suka sama kamu."

Seketika tubuh Albar terasa kaku dan sulit untuk bergerak mendengar kalimat tak disangka-sangka itu keluar dari mulut seseorang.

"Aku tau kamu juga suka sama aku, kan? Aku juga suka sama kamu, Albar."

Albar sampai tak bisa berpikir jernih dengan semua yang dikatakan oleh orang yang ada dihadapannya sekarang.

Bagaimana bisa seperti ini?

Kalimat tanya itulah yang kini terbesit dalam pikiran Albar.

"Maksud, lo, apa, Li?" Akhirnya Albar buka suara walaupun masih terasa kaku dan ragu.

Lili dengan sifat agresif nya langsung mendekati Albar dan memegang tangannya.
"Kamu suka sama aku, kan? Aku juga suka sama kamu, Albar, ayok kita pacaran." ajaknya.

Albar langsung melepas genggaman Lili pada lengannya. "Sorry, kenapa lo bisa berpikir kayak gitu, Li? Ini bukan, lo!" tandas Albar tak habis pikir.

"Albar emang suka 'kan sama, Lili?" desak Lili.

Albar menggeleng dengan ringannya. "Gue, gak, pernah suka sama, lo." tutur Albar.

Bagai dihantam balok besar, hati Lili kini berdenyut dengan penuh rasa sakit. Ia tidak bisa menerima pengakuan ini! Ini pasti kebohongan!

"Kamu bohong!" elak Lili dengan dada yang bergemuruh hebat. "Kamu itu perhatian sama aku, kamu itu selalu ada buat aku, kamu rela nganterin aku pulang walaupun rumah kamu sama aku udah jelas-jelas beda arah dan sikap kamu ke aku itu jelas keliat beda sama ke orang lain, kamu baik sama aku, Albar."

"Tapi, Li, baik itu bukan berarti suka, peduli itu bukan berarti cinta. Semua yang gue lakuin buat lo itu real dari rasa empati dan simpati yang ada dalam diri gue,dan gue cuma nganggap, lo, temen, enggak lebih."

Semudah itu Albar berkata demikian. Semudah itu dia menganggap Lili seorang teman biasa. Apakah memang benar, semua laki-laki itu seperti ini? Lili butuh jawaban! Lili tidak mau merasakan sakit hati.

"Albar ..." panggilnya pelan.

"Udah, Li," putus Albar.

Lili berjalan mendekati Albar, bahkan semakin dekat, tumbuhnya yang terasa lemas membuat ia tidak bisa mengendalikan keseimbangan nya dan membuat kakinya tersandung.

Dukh!

A!

Lili terjatuh tepat di hadapan Albar. Albar dengan sigap menangkap tubuh itu dengan memeluknya erat.

Dan entah apa yang terjadi pada Lili sekarang, ia malah memeluk balik Albar dan semakin mengeratkan pelukan keduanya.

Brak!

Rasya yang tiba-tiba datang sambil membawa buku, refleks menjatuhkan bukunya ke lantai.

Gadis itu meneguk salivanya susah payah. Bak dihantam batu besar, dadanya terasa sempit dan sangat sesak sekali untuk menghirup oksigen disekitarnya. Ia mundur beberapa langkah sambil menggeleng tidak percaya.

Albarasya || Lee Jeno √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang