PART 49 || Tolak, ya?

2.1K 201 6
                                    

HAPPY READING ALL!

________________,,,,,__________________
_________

Note : Kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏

.
.
.

"Rasya kamu kembali, ya?"

Langit cerah sore hari itu tiba-tiba terasa redup mengikuti rasa kaget yang tiba-tiba Rasya rasakan.

"Maksud kamu?"

Bagus menarik napas dalam-dalam. "Kamu kembali, Rasya. Kembali ke tujuan kamu." Terang laki-laki itu.

"Yang terbaik untuk kamu itu enggak ada di aku, yang buat kamu benar-benar bahagia itu bukan aku. Aku bukan tujuan kamu, Rasya. Jadi, kembalilah."

"Jangan bercanda deh, Gus." Rasya membuang muka.

"Kamu kenapa? Sakit? Atau kesambet, hh?"

"Aku gak kenapa-kenapa. Aku cuma mentingin kamu, Rasya." Balas laki-laki itu. Pancaran bola matanya begitu tulus, namun terlihat sayu.

"Mentingin apa?" Rasya bertanya.

Dibalik rasa kecewanya kepada Bagus yang tiba-tiba berubah seperti ini, Rasya mencoba untuk menatap laki-laki itu.

Bagus menghela napasnya lagi. "Kejar bahagia kamu, ya? Ada yang lebih dari aku, Rasya. Berhenti mencoba melupakan seseorang dengan aku ...."

"Melupakan siapa? Lo pikir gue manfaatin lo, Gus?" Rasya merubah pelafalan nya karena tersulut emosi. Bukan ke kesal, tetapi gadis itu lebih ke tidak percaya. Apa maksud dari Bagus berhenti melupakan seseorang dengan aku?

Rasya yang kini berada di pohon belakang sekolah beranjak. "Gue, gak suka lo yang kayak gini, Gus!" Kemudian meraih tasnya dan pergi meninggalkan laki-laki itu.

Tepat di jam 5 sore ini, Bagus telah  mengikhlaskan Rasya. Bersama siapa Rasya nanti, gadis itu pasti akan bahagia dengan pilihannya. Walaupun antara dirinya dengan Rasya tidak terjalin hubungan yang lebih dari teman, tetapi ia sangat bersyukur karena bisa sedekat ini dengan gadis itu. Antara sudut pandang, sikap, dan pola pikir, Rasya telah mengubah itu semua untuk diri Bagus walaupun gadis itu tidak menyadarinya.

Bagus kini mengerti, jikalau hidup itu tidak harus sempurna, hidup itu tidak harus sesuai dengan ekspetasi nya, dan hidup itu tidak terpatok pada semua hal yang berada di atas. Hidup adalah bagaimana cara kita menerima semuanya, bagaimana kita menyambut yang datang dan merelakan yang pergi. Tidak salah dirinya melepas Rasya, karena Rasya memang bukan untuk dirinya. Bagus tahu diri untuk tidak mengubah semua jalan yang sudah ditentukan, karena jikalau berusaha mengubahnya pun itu akan sia-sia.

Mungkin dulu ia memang merasa dirinya harus bersama Rasya. Tetapi itu juga sebelum tahu alasan kenapa Rasya begitu menyukai seorang Albar, laki-laki yang menjadi primadona sekolah dan Bagus pernah iri kepadanya. Bagus pernah bertekad untuk mendapatkan semua yang Albar dapatkan, karena menurutnya, laki-laki itu sempurna, sangaaattt sempurna. Dan jika Albar sesempurna itu, kenapa Bagus juga tidak sempurna? Pasti dia juga bisa sempurna seperti laki-laki itu.

"Kembali dan bahagia, Rasya,"

*****

Rasya pulang ke rumahnya menggunakan angkutan kota, walaupun sudah se sore itu ia tetap memberanikan diri untuk naik. Dan pada akhirnya ia sampai ke rumah dengan selamat. Ponselnya yang sendari tadi berdering memperingatkan bahwa ada telpon masuk gadis itu abaikan. Ia tahu jika telpon itu pasti dari Bagus, dan Rasya tidak ingin berbicara apa-apa lagi dengan laki-laki itu.

Albarasya || Lee Jeno √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang