HAPPY READING ALL!
_________________,,,,,__________________
_________Note : Kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏
Satu rasa tidak akan mudah untuk mati jika hatinya saja sudah terlalu dalam mencintai.
.
.
."Sekarang kan jadwal Albar latihan basket." Lili bergumam, gadis itu sedang berjalan di lorong sekolah sendirian. Ia melipat kedua tangannya di depan dada, mengetuk-ngetuk dagu dengan jemarinya. "Aku bawain apa, yah?" gadis itu berpikir. "Hah! Bawain air aja kali, yah?"
"Iya air minum aja, deh," Lili kemudian segera berlari ke kantin membeli sebotol air minum.
Jadi kejauhan Rasya berjalan ke arah lapang basket, niat untuk melihat Albar yang sedang eskul basket, dan mengecek apakah botol pandanya ada.
Rasya bergegas menghampiri Albar yang ternyata sedang beristirahat di pinggir lapangan. Gadis itu berlari kecil menghampiri Albar dengan senyum yang tidak pernah luntur.
"Hai!" sapa Rasya.
Boden, Aldi, dan Wawan serta kawan-kawan basket yang lain menoleh ke arah suara berasal.
"Sya, ngapain, lo?" tanya Aldi.
"Yah ngapain lagi kalau bukan ketemu Albar, Di," sahut Wawan.
Rasya menyengir, ternyata tau aja orang-orang di hadapan nya ini. Berarti jika dia menjadi pacar Albar sudah pasti dikatakan cocok dan disetujui oleh mereka. Pasti.
Rasya fokus memandang Albar yang tidak balik memandangnya, kemudian netranya mencari benda yang ia harap Albar bawa, namun, ternyata benda itu tidak ada.
"Albar ... Botol air dari, gue, kemanain?"
"Di buang ke TONG sampah, Sya," ceplos Wawan dengan kelemesan mulutnya itu.
"Hah?" sontak Rasya menoleh ke arah Wawan yang sedang duduk di pinggir.
Aldi segera membekap mulut Wawan. "Mulut, lo, Wan, mulut, loo!!!!" tegurnya dengan suara pelan.
Rasya menoleh lagi ke Albar yang berekspresi datar. "Lo ... Buang?" tanya Rasya menatap serius.
"Hey, Albar!"
"Nih, air minum buat kamu." Lili menyodorkan air minum yang baru saja ia beli dari kantin.
Dan Albar menerimanya dengan sukarela. "Thanks, Li," bahkan cowo itu memberi ucapan terima kasih.
Melihat perlakuan itu, teman-teman basket Albar menatap tidak percaya, begitupun Rasya. Gadis itu merasa dirinya sangat tidak dihargai sekarang.
Perih namun tidak terluka atau bahkan mengalirkan darah.
"Eh, Sya, lagi ngapain?" Tanya Lili tanpa dosa. Ia baru sadar jika ada Rasya ternyata di sekumpulan anak basket itu.
Rasya menyinggung kan bibirnya, "Ketemu Albar." ujarnya jujur. Mungkin, sudah cukup sekarang dirinya berbohong kepada Lili.
"Oh, ketemu Albar, habis ngapain kamu?" Lili bertanya lagi. Dari nadanya, gadis itu seperti tidak suka, namun, masih bisa tertutupi karena ia adalah gadis yang terlihat masih lugu dan polos.
"Habis nanyain botol air punya, gue," jawab Rasya.
Lili membalasnya dengan ber oh ria. Gadis itu kembali fokus ke arah Albar. "Albar kamu keringetan banget," gadis itu dengan sigap mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. "Nih, lap, aku sengaja bawa buat kamu," ujarnya sembari menyodorkan handuk kecil kepada Albar. Dan lagi-lagi cowo itu menerima pemberian Lili tanpa ada drama apapun terlebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albarasya || Lee Jeno √
Teen Fiction"Suka sama, lo, emang nyakitin, ya?" ________________________________________ ALBARASYA, sesuai dengan judulnya, kisah ini mengisahkan dua insan yaitu Albar dan Rasya. Yang melewati masa remaja madya dengan penuh suka dan cita. Sahabat, teman, dan o...