PART 23 || Dekat dan Lepas

2.8K 169 4
                                    

HAPPY READING ALL!

_________________,,,,,__________________
_________

Note : Kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏

Setelah kemarin Rasya mengobrol tentang Velsya pada Albar dan gadis itu tidak mendapat jawaban yang tidak pasti seperti kemarin. Hari ini dia mencoba lagi untuk bertanya, dirinya ingin mendapatkan jawaban yang benar-benar betul. Tidak ada kata yang berputar membuatnya bertanya kemana-mana.

Sudah biasa jika di jam istirahat seperti ini Albar pergi ke kanti atau ke tempat-tempat sepi untuk mengulas pembelajaran. Cowo itu biasanya berpisah dengan sohib-sohibnya jika sudah ingin menyendiri untuk bergelut dengan soal-soal.

Kini dirinya pun sedang berada di belakang sekolah, dibawah pohon rindang yang teduh, untungnya Rasya sangat hafal dimana tempat-tempat yang sering dikunjungi Albar, jadi gadis itu tidak perlu bertanya lagi kepada orang lain dimana Albar berada di jam-jam istirahat.

"Kebiasaan," celetuk Rasya, gadis itu langsung duduk disamping Albar yang menyandarkan tubuhnya di pohon.

Albar yang sedang menghitung sesuatu dalam kertas langsung menoleh. "Ngapain, lo, kesini?" sinisnya.

"Main, sama mau ngegoda calon pacar." jawab Rasya.

Albar menghembuskan napasnya. "Berhenti manggil gue, calon pacar, pacar, atau suami!" katanya pada Rasya.

"Yaudah, gue, manggil, lo, By, aja." celetuk Rasya. "Gimana? Itu udah bukan pacar, calon pacar, atau suami, lho,"

"Itu juga jangan." ujar Albar. "Panggil, gue, nama aja. Udah cukup." sambung cowo itu.

"Aahhh! Enggak so sweettttt," ucap Rasya lesu.

"Siapa juga yang mau so sweet-an sama, lo?" tanya Albar heran.

"Kan, kamu. Aku itu manusia langka, lho ..., masa kamu, gak mau sama aku?"

"Enggak, tuh," balas Albar singkat.

"SERIUS, ENGGAK?!" gadis itu sedikit menaikan nada bicaranya.

"Gak."

"Ihhhhh! Jahat banget."
Rasya menekuk wajahnya tidak suka, kakinya menendang-nendang diatas rumput seperti anak kecil, sampai-sampai rok sekolahan nya yang hanya panjang sedikit dibawah lutut itu terangkat sampai paha putihnya itu terlihat jelas.

Albar spontan mengambil jaket yang ia taruh disampingnya, kemudian ia berikan pada Rasya. "Aurat." katanya membuat Rasya berhenti menendangkan kakinya.

"Ini juga aurat," balas Rasya menunjuk rambutnya sendiri.

"Hm." gumam Albar.

"Kenapa, gak, lo, tutupin juga?" tanya Rasya yang semakin penasaran dengan jawaban Albar. Ternyata cowo itu seperti ini.

"Gak terlalu menarik." balas Albar dengan ekspresi datarnya.

"Kok, gak terlalu menarik?" Rasya semakin kepo.

"Karena, gak terlalu ngundang hasrat." terang Albar jujur.

Albarasya || Lee Jeno √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang