PART 62 || Bermain dengan Haikal

1.3K 126 0
                                    

HAPPY READING ALL!

________________,,,,,__________________
_________

Note : Kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏

.
.
.

_____

"Kenapa kita ke rumah sakit? Ada yang sakit?" Rasya terlihat panik ketika di hari libur seperti ini Albar mengajaknya pergi ke rumah sakit. "Mama kamu sakit? Atau papa kamu sakit?" Cecar nya.

"Bukan, aku mau jenguk Haikal." Balas Albar. Mereka mulai berjalan masuk ke dalam gedung bercat putih bersih tersebut.

"Haikal?" Beo Rasya. Gadis itu mencoba menyamakan langkah kecilnya dengan langkah lebar Albar agar gadis itu tidak tertinggal.

"Gak usah buru-buru." Kata Albar. Kemudian laki-laki itu memelankan langkahnya agar Rasya tidak kesulitan menyamakannya.

Rasya bernapas lega. Untung Albar peka.
"Haikal siapa?" Tanya Rasya lagi.

"Temen." Jawab Albar.

Rasya mengerutkan keningnya. Gadis itu juga mencoba mengingat-ngingat teman Albar yang bernama Haikal. Tetapi sayang, sudah berpikir dengan keras pun, Rasya tetap merasa asing dengan nama tersebut.

Daripada bertanya lagi, Rasya kini fokus berjalan beriringan dengan Albar untuk pergi ke ruangan teman Albar yang bernama Haikal itu.

Albar berdiri di depan pintu, ia lihat nomor ruangan itu 123. Laki-laki itu menghembuskan napasnya, kemudian masuk ke dalam diiringi dengan Rasya.

"HAIKAL GAK MAU DIPASANGIN INFUSAN! HAIKAL GAK MAAUUUU,"

Rasya tersentak beberapa saat. Ternyata teman yang Albar maksud adalah seorang anak kecil?

"Haikal harus pakai ini, biar Haikal enggak mudah lemes." Bujuk suster pada bocah itu.

"ENGGAAAKK!" Marah Haikal.

"Haikal," Panggil Albar.

Haikal membulatkan bola matanya sempurna. "Kakak?" Bocah itu langsung turun dari ranjang dan berlari mendekati Albar.

"Kakak jenguk aku lagi?" Matanya memancarkan kebahagiaan yang kentara.

Suster hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil berdecak halus.

Albar menatap suster. "Suster boleh saya bicara sama Haikal?"

"Boleh, Mas," Balas Suster. Kemudian ia sedikit mendekati Albar dan membisikkan sesuatu pada telinganya. "Sekalian tolong bujuk Haikal buat mau dipasangin infusan ya, Mas Albar." Pintanya. Albar pun mengiyakan. Suster lalu meninggalkan mereka di dalam.

Haikal menatap Albar dengan wajah kegirangan. Kemudian tatapannya beralih pada seseorang yang berdiri disamping Albar.

"Kakak ini siapa?" Tanya Haikal dengan nada polosnya.

"Temen kakak," Ujar Albar. Rasya pun melambaikan tangannya dan di respon baik oleh Haikal.

"Cantik." Puji bocah itu. Lalu itu menjulurkan tangannya. "Kenalin, aku Haikal, Kak," Rasya membalas juluran tangannya. "Rasya." Balas Rasya sambil tersenyum.

"Nih, kakak bawain buah-buahan, ciki sama cokelat buat, Haikal,"  Rasya memberikan bawaannya pada bocah tersebut.

"Asyikk!!" Haikal meloncat kegirangan. "Makasih, Kak," Ia menerima pemberian itu.

Albarasya || Lee Jeno √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang