PART 48 || Kisah yang bahagia

2K 200 11
                                    

HAPPY READING ALL!

________________,,,,,__________________
_________

Note : Kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏

.
.
.

"Bapak tidak mau tahu, lusa kalian yang nilainya dibawah KKM harus mengumpulkan tugas yang bapak suruh hari ini tanpa terkecuali sebagai tanda bukti remidi." Pak Joni membereskan buku di atas meja setelah ia selesai mengajar dengan sedikit bersungut-sungut. "Ingat! Jangan sampai ada yang tidak dikerjakan atau nilai kalian akan benar-benar nol di buku nilai bapak!" Ujarnya lagi kemudian melangkah lebar dengan kaki kecilnya keluar kelas sambil menenteng barang bawaan nya di dalam tas.

"Ahhh, rese!" Aldi menyandarkan punggung nya yang terasa kaku di kursi.

"Tiga puluh soal, tapi beranak? Lo pikir gue cuma belajar pelajaran, lo, doang, hah? Joni siyalan! Tidak punya hati nurani!" Wawan ikut-ikutan menyumpah serapahi Pak Joni untuk melampiaskan kekesalannya.

Bagaimana tidak marah, keduanya itu termasuk dalam orang yang harus mengerjakan remidi tersebut. Dan parahnya nilai sebelumnya keduanya itu cuma kurang satu angka. Standar KKM ulangan Pak Joni itu 80, dan mereka berdua mendapat nilai 79,8 bahkan untuk dibilang kurang satu pun tidak sah karena kenyataannya tidak kurang dari satu angka.

Tapi Pak Joni itu begitu menyebalkan bagi mereka. Pak Joni tidak memberikan teleransi sedikit pun pada keduanya. Padahal saat mereka ujian mereka tidak saling bertukar isi pikiran. Namun kebetulan saja nilai mereka sama dan jawaban yang benarnya juga sama.

HHHH! MELELAHKAN!

"Tau tuh, Pak Joni prik!" Umpat Rio yang sama sama kesal.

"Joni aja, dia 'kan prik!" Ujar Aldi.

"Gitu-gitu juga Pak Joni yang udah ngajar lo semua, jangan pernah lupain itu." Kata Boden membuka suara.

"Hormat ke guru itu biar ilmu yang lo dapet berkah." Tambah Albar.

"Wait, wait, wait. Seorang Albar berbicara? Vita suara, lo, udah waras Bar?" Aldi bertanya balik.

"Sedikit tega sih, tapi gue setuju juga sama yu."
Timpal Rio.

Sedangkan Aldi mulai menggerutu lagi memikirkan pusingnya laki-laki itu harus melakukan remidi. Aldi menoleh ke arah Siska yang terlihat santai dan adem ayem.

"Ka," Panggil Aldi tidak dengan keterpaksaan nya.

"Apa?" Sahut Siska sambil mendelik.

"Bantuin gue belajar, ya?"

Siska mengangkat bibir atas bagian kanannya. "Dihhh?"

"Yaaa? Tenang aja gue, gak akan nyuruh lo buat jadi pacar gue."

"Siapa juga yang mau jadi pacar, lo?" Siska memutar bola matanya penuh kemudian membalikkan badannya.

"Kaaa," Aldi merengek.

"Gak!" Tolak Siska tegas.

"Gue yang ajarin lo, Di," Ujar Boden menawarkan diri.

"Gak usah, biar gue sama Siska aja."

"Huh! Moduusss!" Wawan melempar buku tulis dengan entengnya ke arah Aldi.

"Gak ada capek capek berjuang." Timpal Rio geleng-geleng kepala.

"Kalau belum nemu titik berhasil, jangan pernah nyerah!" Ujar Aldi percaya diri.

"Good!!" Boden mengacungkan jempolnya. "Temen gue ternyata gak miring." Tambahnya.

Albarasya || Lee Jeno √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang