PART 24 || Jok belakang

3.3K 279 42
                                    

HAPPY READING ALL!

_________________,,,,,__________________
_________

Note : Kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏

Bagus berjalan dengan cepat menghampiri Rasya yang baru saja keluar dari kelasnya. Cowo itu membawa sesuatu, entah apa itu. Tetapi sesuatu itu ia balut dengan paper bag.

"Rasya!" panggilnya di jarak 2 meter.

Rasya melihat Bagus dengan tatapan 'aduh! Mau ngapain dia kesini?'

"Hehe, Bagus," balas Rasya menyengir menampakkan giginya.

"Rasya udah sembuh?" Bagus bertanya.

"Udah, alhamdulillah." balas Rasya.

"Syukurlah," Bagus bernapas lega. "Oh, ya, ini buat Rasya." cowo itu memberikan paper bag yang ia bawa tadi.

"I-ini apa? E-enggak usah, Gus," tolak Rasya.

"Bukan yang aneh-aneh, kok cuma kue bikinan Bunda." terang Bagus.

"Ohh,"

"Terima, yah?"

"E-nggak usah repot-repot, Gus, gak papa, gue gak papa, buat lo aja, yah?" tolak Rasya sekali lagi.

"Ehh, enggak papa, Sya, di rumah aku banyak kuenya, makannya aku ngasih ke kamu." ujar Bagus sekali lagi. Ia berharap sekali Rasya akan menerima pemberiannya.

Rasya semakin bingung, gadis itu menggigit bibir bawahnya. Bagaimana caranya agar kue itu tidak ia terima? Sungguh, ia takut Bagus akan berharap lebih akan penerimaan kue itu.

Untung saja di ujung lorong sekolah netra Rasya menangkap sosok seseorang. Gadis itu mengembangkan senyumnya.
"ALBAR!" Panggil gadis itu. "Albar tungguin!"

Gadis itu segera berlari menghampiri Albar. Meninggalkan Bagus yang berdiri ditempat dengan masih memegang paper bag itu.
"Eh, Rasya!" Panggil Bagus. "Ini kuenya buat kamu!" Sambungnya.

"BUAT KAMU AJA, GUS, ENGGAK PAPA, KOK." balas Rasya sambil berlari meninggalkan Bagus dan menghampiri Albar.

Bagus hanya bisa menghembuskan napasnya sambil meratapi kue yang ia bawa. Rasya ternyata tidak mau menerima kue pemberiannya.

"Hey, Gus!" Sapa Maya dibalik punggungnya.

Bagus segera menoleh. "Lagi ngapain, lo?" tanya Maya heran.

Alih alih menjawab pertanyaan Maya, Bagus malah bertanya balik pada gadis itu. "Maya mau kue, gak?"

"Kue?" Beo Maya sambil menyatukan alisnya.

Bagus mengangguk. "Iya, nih." Cowo itu kemudian memberikan paper bag  itu begitu saja kepada Maya. Ia rasa sudah tidak ada harapan untuk memberikannya kepada Rasya.

Maya menerima nya dengan bingung, ia kemudian melihat isinya. "Uwihhh, beneran kue, dong! Makasih, yah, Gus?"

"Iya sama-sama, yaudah Bagus tinggal duluan, yah?" ujar Bagus pada Maya.

Albarasya || Lee Jeno √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang