PART 34 || Maksudnya apa?

2.7K 247 101
                                    

HAPPY READING ALL!

_________________,,,,,__________________
_________

Note : Kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏

Geisha ♡
||
🎼 Lumpuhkan Ingatanku 🎼

.

.

.

Waktu menunjukkan pukul 05. 45 pagi, Albar sudah berangkat pergi dari rumahnya. Laki-laki itu tidak langsung ke sekolah, tetapi menjenguk cinta sejatinya untuk meminta do'a agar diberi kelancaran nanti.

Albar sudah siap dengan bunga mawar putih yang ia genggam, seperti biasa, laki-laki itu berjongkok di depan pusaran kemudian menyimpan bunga mawar putih yang wangi itu di atas makan temannya itu.

Lalu, Albar memanjatkan doa pada Tuhannya.

Setelah itu dia mengaminkan doa nya. Kemudian ia membuat senyum simpul di wajahnya.

Albar sempat mengelus nisan itu kemudian berdiri lagi, dan meninggalkan pusaran itu.

Albar melajukan mobilnya dengan kecepatan standar. Ya, laki-laki itu sengaja membawa mobil agar nanti sebagian peserta Olimpiade bisa menebeng mobilnya.

Sesampainya di sekolah, Albar langsung pergi ke ruang TU, bisa dipastikan sekolah memang masih sepi karena jam baru saja menunjukkan pukul 06.10.

Albar masuk kedalam ruang TU, ternyata di sana sudah ada Rasya yang sedang menunggu dan duduk di sofa yang di sediakan pihak sekolah.

Pertama kalinya Albar dibuat terdiam sejenak oleh gadis itu. Sampai akhirnya Albar memalingkan wajahnya dan menghampiri Pak Joni.

"Permisi, Pak," ujar Albar.

Pak Joni langsung membalikkan badannya, yang tadinya membelakangi, kini saling berhadapan.

"Eh, Albar? Duduk saja dulu, kita tunggu rekan kamu yang lainnya." kata Pak Joni pada Albar.

Albar menganggukkan kepalanya. "Baik, Pak, "

Laki-laki itu langsung duduk di sofa kosong yang tidak terlalu jauh dari Rasya.

"Bapak mau ke kantor dulu, ada berkas yang harus Bapak ambil lagi, kalian tunggu saja." ujar Pak Joni pada keduanya.

"Iya, Pak." Albar dan Rasya menjawab dengan kalimat yang benar-benar sama.

Pak Joni pun langsung keluar dari ruang TU, dan di dalam ruangan itu tinggal tersisa Albar dan Rasya.

Tidak ada percakapan antara keduanya yang membuat mereka merasa sangat canggung. Apalagi Rasya, dia sudah dari tadi menahan untuk tidak mengeluarkan sepatah katapun untuk memuji atau meng gamblangin Albar.

Plisss, ini sangat menyiksa saya, Tuhann!!!" jerit Rasya dalam hatinya.

Gadis itu meremat bagian samping roknya sampai kusut. Ia benar-benar tidak kuat, jantungnya serasa berdetak sangat amat kencang dan jiwa dalam tubuhnya serasa ingin terbang.

Rasya melirik Albar sedikit, tetapi ia langsung memalingkan wajahnya lagi karena sudah sangat tidak berdaya. Kepalanya sampai tertunduk dengan mata yang terpejam.

Fokus, Rasya, fokusss!! Lo, gak boleh berharap lagi sama dia, lo gak boleh deket-deket lagi sama dia, lo gak boleh lagi salting gara-gara dia!! Gak boleh Rasya, gak bolehh!!!

Albarasya || Lee Jeno √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang