HAPPY READING ALL!
_________________,,,,,__________________
_________Note : kalau ada typo tandain, yah, sobat. 🙏
Rasya menangkup kan wajahnya diatas meja, hari ini dia sungguh tidak bersemangat. Tidak bersemangat belajar, tidak bersemangat mengganggu Albar, tidak bersemangat untuk apa-apa.
Ia sedang merasakan nyeri yang menjalar di perutnya. Wajahnya pucat dan tubuhnya lemas.
"Lo mau ke UKS, Sya?" Tanya Maya yang khawatir melihat kondisi sahabatnya itu.
Rasya menggeleng lemah, "enggak mau,"
"Serius, lo?" Gadis itu mengangguk membuat Maya menghembuskan napasnya pelan.
Lalu gadis itu kembali berucap,
"Kalau sakit banget bilang, oke?" Rasya kembali mengangguk kepalanya.Pak Deden masuk ke dalam kelas XI IPS 1 dengan membawa tongkat rotannya yang panjang dan sudah terlihat kinclong. Tak lupa juga dengan buku-buku tebalnya.
Kemudian ia segara duduk, lalu meletakkan buku-buku dan tongkat rotan kinclong nya. Ia menyamankan duduknya, siap untuk mengajar.
"Sebelum Bapak mulai pelajaran nya Bapak absensi dulu. " Interupsinya pada siswa-siswi kelas XI IPS 1.
Ia menyebutkan nama-nama murid satu persatu. Dan dijamin, tidak akan pernah ada yang mau bolos dijadwal pelajaran nya itu. Karena, cara pembelajaran dirinya hampir sama seperti Pak Joni. Hanya saja Pak Deden lebih sadis dan lebih tegaan.
"Rasyana Gheanejaya?" Pak Deden memanggil nama Rasya dengan suara lantangnya.
Karena tidak ada jawaban, Pak Deden kemudian mengarahkan antensinya pada Rasya yang sedang menidurkan kepala nya.
"Kenapa dia?" Tanya Pak Deden dengan tatapan yang menyiratkan tidak ingin basa-basi.
"Lagi gak enak badan, Pak, " Jawab Maya.
"Bangunkan, " Suruh nya dengan tega.
"Baik, Pak, "
Maya mencoba membangunkan Rasya, gadis itu berbisik ke arah telinga Rasya yang timbul, tidak terhalang oleh rambutnya.
"Sya ... Bangun ..."Rasya tidak membalas, ia tetap dengan posisinya, menangkup diatas meja.
"Sya? " Ulang Maya. "Rasya?"
Gadis itu kemudian menepuk tubuh Rasya, namun raga itu tidak terubris sedikitpun. Maya mengerutkan dahinya heran.
"Sya? Lo sadar, kan?"
Maya menatap Pak Deden dengan tatapan heran, bingung, linglung. Pak Deden mengangkat alisnya, meminta penjelasan.
"Pingsan, Pak," Ungkap Maya.
Pak Deden menatap terkejut, "Kenapa gak dibawa ke UKS?!" Serunya.
"Yah, mana saya tahu, Pak," Balas Maya. Pak Deden langsung mengusap wajahnya kasar. "Harusnya kamu cek!" Omelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albarasya || Lee Jeno √
Teen Fiction"Suka sama, lo, emang nyakitin, ya?" ________________________________________ ALBARASYA, sesuai dengan judulnya, kisah ini mengisahkan dua insan yaitu Albar dan Rasya. Yang melewati masa remaja madya dengan penuh suka dan cita. Sahabat, teman, dan o...